BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dasar pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran
keterampilan berbahasa yaitu ketrampilan-keterampilan yang ditekankan pada
keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa indonesia
di sekolah dasar kelas 1 diawali dengan pembelajaran reseptif. Dengan demikian
keterampilan produktif dapat ikut ditingkatkan. Empat aspek keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa
yaitu : keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan
membaca, keterampilan menulis, (Tarigan dalam Muchlison,1996 : 257).
Keempat keterampilan berbahasa diatas merupakan satu kesatuan
yangtidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat
dibedakan.Keterampilan yang satu bergantung kepada ketiga keterampilan lain.
Misal,seorang dapat berbicara karena ia mampu menyimak, berbicara, danmembaca.
Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki keterampilan berbahasa yang lengkap. Tidak dapat dikatakan siswa mampu
berbahasa yang baik dan benar, bila mereka hanya terampil, menyimak,
berbicara dan membaca, tetapi tidak terampil menulis. Jadi jelaslah bahwa
keterampilan menulis benar-benar diperhatikan terutama di sekolah dasar, karena
hanya dengan cara itulah guru dapat menjadikan siswa memiliki kemampuan
berbahasa indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian, pembelajaran
menulis merupakan komponen yang turut menentukan dalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa Indonesia kegunaan keterampilan menulis bagi para siswa adalah untuk
menyalin,mencatat, dan mengerjakan tugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan
untuk menulis, siswa akan mengalami banyak kesulitan dalam melaksanakan
ketiga jenis tugas tersebut. Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada
saat anak mulai masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus
memperoleh perhatian yang cukup dari guru.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud
dengan pembelajaran menulis permulaan ?
2. Apa saja metode yang
dapat digunakan dalam mengajarkan menulis permulaan kepada peserta didik ?
3. Apa saja media yang
digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan ?
4. Bagaimankah
langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan ?
5. Apa saja kesulitan
belajar yang dihadapi dalam pembelajaran menulis permulaan ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan pembelajaran menulis permulaan.
2.
Untuk
mengetahui metode yang dapat digunakan dalam
mengajarkan menulis permulaan kepada peserta didik.
3.
Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pembelajaran menulis
permulaan.
4.
Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan.
5.
Untuk mengetahui Apa saja kesulitan belajar yang dihadapi dalam
pembelajaran menulis permulaan.
D.
Manfaat
1. Untuk memberi informasi apa yang dimaksud dengan
pembelajaran menulis permulaan.
2. Untuk memberi informasi metode yang dapat digunakan dalam mengajarkan menulis permulaan
kepada peserta didik.
3. Untuk memberi
informasi media yang digunakan dalam pembelajaran menulis permulaan.
4. Untuk member informasi
langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan.
5.
Untuk member informasi apa saja kesulitan belajar yang dihadapi
dalam pembelajaran menulis permulaan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pembelajaran Menulis Permulaan
Kaitan antara membaca dan menulis sangat erat, sehingga tidak
dapat dipisahkan. Pada
waktu guru mengajarkan kata atau kalimat, siswa tentu akan membaca kata atau kalimat tersebut. Kemampuan membaca diajarkan
sejak dini, sejak siswa masih di kelas I, maka kamampuan menulis pun
diajarkansejak dini pula.
Menulis adalah melahirkan pikiran atau gagasan (seperti
mengarang, membuat surat) dengan
tulisan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1993:968).Menurut pengertian ini menulis
merupakan hasil, yaitu melahirkan pikiran dalam perasaan kedalam tulisan. Menulis atau mengarang adalah
proses menggambarkan
suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat dipahami pembaca (Tarigan, 1986:21). Dari pengertian menulis
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses mengungkapkan gagasan, pikiran
dan perasaan dalam bentuk tulisan.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menulis
pada tingkat awal. Pembelajaran
menulis pada tingkat awal ini tidak mudah,dikarenakan siswa pada tingkat
tersebut belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup. Kemampuan menulis diajarkan di sekolah dasar sejak
kelas I sampai kelas VI. Di
sekolah dasar menulis dibagi menjadi dua bagian, yaitu menulis permulaan yang diajarkan di kelas I dan II, dan menulis
lanjut, diajarkan di kelas
III, IV,V, VI.
Kemampuan menulis merupakan salah satu
jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat produktif yang merupakan kemampuan yang
menghasilkan tulisan.
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks, yaitu kemampuan berpikir secara teratur dan
logis, kemampuan
mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas dengan menggunakan bahasa yang efektif, dan kemampuan menerapkan kaidah
tulis-menulis dengan baik.
Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis,
siswa harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari
pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang
diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran
menulis permulaan tersebut, akan menjadi dasar peningkatan dan
pengembangan kurikulum siswa selanjutnya. Apabila dasar tersebut
baik dan kuat maka dapat diharapkan hasil pengembangannya pun akan baik pula, dan apabila dasar itu kurang baik atau lemah,
maka dapat diperkirakan hasil pengembangannya kurang baik juga.
B.
Metode yang digunakan dalam
Pembelajaran Menulis Permulaan
Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat
digunakan antara lain : metode
abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode kata lembaga, dan metode struktural analitik sintetik ( SAS ). Selain
keempat metode tersebut, pembelajaran menulis juga dapat menggunakan metode seperti berikut :
1.
Metode
eja
Metode eja di dasarkan
pada pendekatan harfiah, artinya belajar membaca dan menulis dimulai dari huruf-huruf yang dirangkaikan menjadi suku kata. Oleh karena itu pengajaran dimulai dari
pengenalan huruf-huruf. Demikian
halnya dengan pengajaran menulis di mulai darihuruf lepas, dengan
langka-langkah sebagai berikut:
a.
Menulis
huruf lepas.
b.
Merangkaikan
huruf lepas menjadi suku kata.
c.
Merangkaikan
suku kata menjadi kata.
d.
Menyusun
kata menjadi kalimat.
2.
Metode
Kata Lembaga
Metode kata lembaga di
mulai mengajar dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengenalkan kata
b. Merangkaikan kata antar suku kata
c. Menguraikan suku kata
atas huruf-hurufnya.
d. Menggabungkan
huruf menjadi kata
3.
Metode
Global
Metode global memulai
pengajaran membaca dan menulis permulaan dengan membaca kalimat secara utuh yang ada
di bawah gambar. Menguraikan kalimat dengan kata-kata, menguraikan kata-kata
menjadi suku kata.
4.
Metode SAS
Menurut (Supriyadi, 1996:
334-335) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita di sertai dengan gambar yang didalamnya terkandung unsur analitik sintetik. Teknik pelaksanaan
pembelajaran metode
SAS yakni keterampilan menulis kartu huruf, kartu suku kata,kartu kata dan
kartu kalimat, sementara sebagian siswa mencari huruf,suku kata dan kata, guru
dan sebagian siswa menempel kata-kata yangtersusun sehingga menjadi kalimat
yang berarti (Subana).
Menurut Supriyadi
metode yang cocok dengan jiwa anak-anak
adalah metode SAS. Alasannya adalah :
a.
Metode
ini menganut prinsip ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasayang terkecil adalah
kalimat.
b.
Metode
ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak, dan
c.
Metode
ini menganut prinsip menemukan sendiri.
Lebih luas lagi Metode SAS dapat
dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS
mempunyai langkah-langkah
berlandaskan operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses
penguraian;Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan,
unsur bahasa dalam metode
ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya adalah mengembangkan potensi, pengalaman anak, dan membimbing
anak menemukan jawab suatu masalah.
Adapun Prosedur penggunaan Metode SAS
adalah sebagai berikut :
a.
Membaca
permulaan dijadikan dua bagian bagian pertama membaca permulaan tanpa buku bagian pertama membaca permulaan buku.
b.
Merekam
bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan
c.
Menampilkan
gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.
d.
Membaca
kalimat secara structural.
e.
Membaca
permulaan dengan buku.
f.
Membaca
lanjutan.
g.
Membaca
dalam hati.
Metode SAS memiliki kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan metode
ini adalah sebagai berikut:
a.
Metode
ini dapat sebagai landasan berpikir analisis
b.
Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa
membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya.
c.
Berdasarkan
landasan linguistik metode ini akan menolong anak.menguasai bacaan dengan
lancar.
Sedangkan
kelemahan dari metode ini
adalah sebagai barikut :
a. Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat
sukar untuk kondisi
pengajar saat ini.
b. Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode
ini untuk sekolah - sekolah tertentu dirasa sukar
c. Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan
tidak di pedesaan
Dalam penerapan metode SAS, guru menerapkan langkah-langkah
sebagai berikut :
a.
Guru
menuliskan sebuah kalimat sederhana, setelah itu kalimat dibaca,siswa
menyalinnya
b.
Kalimat
tersebut diuraikan / dipisah-pisahkan ke dalam kata-kata.Setelah dibaca, siswa
menyalin kata-kata itu seperti yang dilakukan guru.
c.
Kata-kata
dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-suku nya, setelah dibaca siswa menyalin suku-suku itu seperti yang dilakukan oleh
guru.
d.
Suku-suku
kata itu diuraikan lagi atas huruf-hurufnya, siswa menyalin seperti yang dilakukan guru.
e.
Setelah
guru memberikan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu dirangkai lagi menjadi suku kata. Siswa melakukan seperti apa yang dilakukan guru.
f.
Setelah
semua siswa selesai, guru merangkai suku-suku menjadi kata,murid menyalin.
g. Kata-kata tersebut
dirangkai lagi sehingga menjadi kalimat seperti semula. Siswa
melakukan hal yang sama seperti guru. Contoh guruakan mengajarkan huruf baru, s dan y sedangkan huruf yang sudah dikenal siswa :
a,n,m,i.
Jadi
dengan menggunakan kalimat “ nama saya Nani”.
Na-ma-sa-ya-Na-ni
Nama-saya-Nani
“Nama saya Nani”
C. Media
yang digunakan dalam Pembelajaran Menulis Permulaan
Untuk mengajarakan menulis permulaan ada beberapa jenis media
yang dapat digunakan antara lain :
1. Papan tulis, digunakan guru untuk memberikan contoh, dan oleh
siswadigunakan untuk menuliskan apa yang ditugaskan oleh guru. Misalnya menulis kata, kalimat, nama sendiri, dan sebagainya
2. Papan selip digunakan oleh guru untuk menyelipkan gambar atau
kartu kata, kartu kalimat
yang harus disalin oleh siswa atau gambar yang harus dituliskan judulnya oleh siswa.
3. Papan tali, digunakan untuk menggantungkan kartu kalimat,
kartu-kartu kata, dan
huruf yang harus disalin oleh siswa, atau gambar yang perlu dituliskan judulnya.
4. Majalah anak-anak dapat digunakan untuk tugas menyalin kalimat sederhana yanga ada didalamnya atau
menyalin judul
5. Papan nama, kartu nama, label, dan sebaginya digunakan untuk
tugas menyalin.
D. Langkah-langkah
Pembelajaran Menulis Permulaan
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam dua kelompok, yakni pengenalan huruf dan latihan. Pengenalan huruf
kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan.Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan
serta pelafalannya dengan
benar. Fungsi pengenalan ini dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam
mengenal dan membeda-bedakan dan lambang-lambang tulisan.
Mari kita perhatikan salah satu contoh pembelajaran pengenalan
bentuk tulisan untuk murid kelas 1 SD. Misalnya guru hendak mengenalkan
huruf a,i, dan n. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Guru menunjukkan
gambar seorang anak perempuan dan seorang anak laki-laki. Dua anak
tersebut diberi nama “nani” dan “nana”.
2. Guru mengenalkan nama
kedua anak itu sambil menunjuk tulisan “nani”dan “nana” yang tertera di baawah
masing-masing gambar
3. Melalui proses
tanya-jawab secara berulang-ulang, anak dimintamen
unjukkan mana “nani” dan mana “nana” sambil diminta menunjukkan
bentuk tulisannya.
4. Selanjutnya, guru
memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan tersebut di papan
tulis, anak diminta memerhatikannya. Guru hendaknya menulis secara
perlahan-lahan dan anak diminta untuk memerhatikan gerakan-gerakan
tangan, serta contoh pengucapan dari bentuk tulisan yang sedang ditulis guru
5.
Setiap
tulisan itu kemudian dianalisis dan disintesiskan kembali.
Perhatikan
contoh tulisan berikut:
Demikianlah seteerusnya, kegiatan dilakukan berulang-ulang
bersamaandengan pembelajaran membaca permulaan. Latihan Proses pemberian latihandilaksanakan dengan
mengutip prinsip dari yang mudah ke yang sukar, darilatihan sederhana menuju
latihan yang kompleks.
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat kita
lakukan,antara lain berikut ini:
1. Latihan memegang pensil dan duduk dengan
sikap dan posisi yang benar
Tangan kanan berfungsi untuk menulis,
tangan kiri untuk menekanbuku tulis agar tidak mudah tegeser. Pensil diletakkan
di antara ibu jaridan telunjuk. Ujung jari, telunjuk, dan jari tengah menekan
pensil denganluwes, tidak kaku. Posisi badan ketika duduk hendaknya tegak, dada
tidak menempel pada meja, jarak anatara mata dengan buku kira-kira 25-30
cm.
2. Latihan gerakan tangan
Mula-mula melatih gerakan tangan di
udara dengan telunjuk sendiri,atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian
dilanjutkan denganlatihan dalam buku latihan. Agar kegiatan ini menarik,
sebaiknya disertaidengan kegiatan bercerita. Misalnya, untuk melatih membuat
garis tegak lurus, guru dapat berceriya yang ada kaitannya dengan pagar,
bulatandengan telur, dan sebagainya.
3. Latihan mengeblat
Menirukan atau menebalkan
suatu tulisan dengan menindas tulisanyang sudah ada. Ada beberapa cara
mengeblat yang bisa dilakukan anak,misalnya dengan menggunakan karbon,
menggunakian kertas tipis,menebalkan tulisan
yang sudah ada. Sebelum anak melakukan kegiatanini, guru hendaknya
memberi contoh cara menulis dengan benar di papantulis, kemudian anak menirukan
gerakan tersebut dengan telunjuknya di udara. Setelah itu, barulah kegiatan mengeblat
dimulai. Pengawasan danbimbingan harus dilakukan secara individu sampai seluruh
anak terperhatikan.
4. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik yang membentuk tulisan.
Latihan
dapat dilakukan pada buku-buku yang secara khususmenyajikan latihan semacam ini untuk menambah pengetahuan.
5. Latihan menatap bentuk tulisan
Latihan ini dimaksudkan
untuk melatih kordinasi antara mata, ingatan,dan jemari anak ketika menulis,
sehingga anak dapat mengingat bentuk kata/huruf dalam benaknya, dan
memindahkannya ke jemari tangannya.Dengan demikian, gambaran kata yang hendak
ditulis tergores dalamingatan dan pikiran siswa pada saat dia menuliskannya.
6. Latihan menyalin baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan
guru padapapan tulis.
Latihan ini hendaknya
diberikan setelah dipastikan bahwa semua anak telah mengenal huruf dengan
baik. Ada beragam model variasi latihanmenyalin, di antaranya menyalin tulisan
apa adanya sesui dengan sumberyang ada, menyalin tulisan dengan cara berbeda,
misalnya dari huruf cetak ke huruf tegak sambung, atau sebaliknya dari
huruf bersambung ke huruf cetak.
7. Latihan menulis halus/indah.
Latihan dapat dilakukan
dengan menggunakan buku bergaris untuk latihan menulis atau buku otak. Ada
petunjuk berharga yang dapat Andaikuti, jika murid-murid Anda tidak memiliki
fasilitas seperti itu.Perhatikan petunjuk berikut dengan cermat.
Untuk tulisan/huruf cetak,
bagilah setiap baris halaman buku menjadidua. Untuk ukuran dan bentuk tulisan,
perhatikan contoh berikut. Ukurantulisan tegak bersambung, bagilah setiap baris
halaman buku menjadi tiga.Untuk ukuran dan bentuk tulisan, perhatikan contoh
berikut.
8. Latihan dikte/imla
Latihan ini dimaksudkan
untuk melatih siswa dalam mengordinasikanucapan, pendengaran, ingatan, dan
jari-jarinya (ketika menulis), sehinggaucapan seseorang itu dapat didengar,
diingat, dan dipindahkan ke dalamwujud tulisan dengan benar.
9. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata)
yangsecara sengaja dihilangkan.
Perhatikan contoh berikut.
Menuliskan nama benda yang terdapat dalamgambar dan mengarang sederhana dengan
bantuan gambar, denganlangkah sebagai berikut. Guru menunjukkan suatu susunan
gambar berseri,guru bercerita dan bertanya-jawab tentang tema, isi, dan maksud
gambarserta siswa diberi tugas untuk menulis karangan sederhana danmenyebutkan
nama benda, sesuai dengan penafsirannya mengenai gambar tadi, atau sesuai
dengan cerita gurunya
E.
Kesulitan Belajar Menulis
Seperti telah dikemukakan,
bahwa pelajaran menulis mencakup menulisdengan tangan atau menulis perulaan,
mengeja, dan menulis ekspresif.
1.
Menulis
Dengan Tangan Atau Menulis Permulaan.
Menurut lerner (1985 :402) ada beberapa faktor yang
mempengaruhikemampuan anak untuk menulis, antara lain : Motorik, perilaku,
persepsi,memori, kemampuan melaksanakan
cross modal, penggunaan tangan yangdominan,dan kemampuan memahami
insting
Anak yang perkembangan motoriknya belum matang akan
mengalamikesulitan dalam menulis. Tulisannya tidak jelas, terputus-putus,
tidak mengikuti garis. Anak yang hiperaktif atau anak yang perhatiannya
mudahteralihkan, dapat menyebabkan pekerjaannya terhambat
termasuk pekerjaan menulis. Anak yang terganggu persepsinya dapat
menimbulkankesulitan dalam menulis. Jika persepsi visualnya terganggu, anak
mungkinakan kesulitan untuk membedakan bentuk-bentuk huruf.yang hampir
samaseperti \d\ dan \b\, \p\ dengan \q\, \h\ dengan \n\ atau \m\ dengan \w\.
Jika persepsi auditori yang terganggu, mungkin anak akan mengalami
kesulitanuntuk menulis kata-kata yang diucapkan oleh guru.
Gangguan memori juga dapat dijadikan
sebagai penyebab terjadinyakesulitan
belajar menulis karena anak tidak mampu mengingat apa yangakan ditulis. Jika gangguan menyangkut ngatan
visual, maka anak akansulit untuk mengingat huruf atau kata; dan jika
gangguan tersebutmenyangkut memori auditori anak akan mengalami kesulitan
menuliskata-kata yang baru diucapkan oleh
guru.
Kesulitan belajar menulis sering disebut juga disgrafia.
Disgrafiamenunjukkan kepada ketidakmampuan mengingat cara membuat
huruf atau simbol-simbol matematika. Kesulitan belajar menulis sering
terkaitdengan cara anak memegang pensil. Ada 4 macam cara anak memegangpensil
yang dapat dijadikan sebagai petunjuk bahwa anak berkesulitanmenulis, yaitu ;
sudut pensil terlalu besar, sudut pensil terlalu kecil,menggenggam pensil dan menyangkutkan pensil ditangan atau menyeret.
2.
Menulis
Mengeja
Mengeja adalah suatu bidang yang tidak memungkinkan
adanyakratifitas atau berfikir defergen. Hanya ada satu pola susuan
huruf-huruf untuk suatu kata yang dapat dianggap benar, tidak ada
kompromi.Sekelompok huruf yang sama akan memiliki makna yang berbeda
jikadisusun secara berbeda. Kelompok huruf \b\, \i\, dan \u\ misalnya, dapat disusun
menjadi ibu, ubi, bui dan iub, tiga susunan pertama mengandung makna yang
berbeda sedang susunan terakir tidak mengandung makna.
3.
Menulis
Ekspresif
Menulis ekspresif adalah mengungkapkan pikiran dan atau perasaan
kedalam suatu bentuk tulisan, sehingga dapat difahami oleh orang lainyang
sebahasa. Kesulitan menulis ekspresif banyk dialami oleh anak danorang dewasa.
Agar dapat menulis ekspresi seseorang harus terlebih dulu memiliki kemampuan
berbahasa ujaran, membaca, mengeja, menulis dengan jelas, dan memahami berbagai
aturan yang berlaku bagi suatu jenis penulisan,dengan menggunakan kata-kata sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis adalah proses mengungkapkan
gagasan, pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan. Pembelajaran menulis permulaan diberikan
kepada anak sejak anak duduk di kelas 1 Sekolah Dasar. Hal itu dilakukan
untuk membantuanak dalam mencapai
keterampilan berbahasa indonesia yang baik dan benar.Melalui penggunaan
metode dan media yang benar diharapkan pembelajaranmenulis permulaan ini, dapat
berlangsung sesuai dengan harapan. Melaluilangkah-langkah yang benar, juga
mengetahui apa yang menjadi penyebabkesulitan belajar menulis permulaan, guru
mampu membantu siswa dalammelakukan pembelajaran menulis permulaan.
Dalam pembelajaran menulis ada beberapa metode yang dapat
digunakanantara lain : metode abjad, metode kupas rangkai suku kata, metode
katalembaga, dan metode struktural analitik sintetik ( SAS ).
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi ke dalam duakelompok,
yakni pengenalan huruf
dan latihan. Pengenalan huruf kegiatan inidilaksanakan
bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan.Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan
sertapelafalannya dengan benar.
B. Saran
Pembelajaran menulis merupakan komponen yang turut
menentukandalam mencapai tujuan pembelajaran bahasa indonesia kegunaan
keterampilanmenulis bagi para siswa adalah untuk menyalin, mencatat, dan
mengerjakantugas sekolah. Tanpa memiliki kemampuan untuk menulis, siswa
akanmengalami banyak
kesulitan dalam melaksanakan ketiga jenis tugas tersebut.Oleh karena itu, menulis harus diajarkan pada saat anak mulai
masuk sekolah dasar dan kesulitan belajar menulis harus memperoleh perhatian
yang cukup dari guru.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar