Minggu, 30 Juni 2013

efektivitas menyimak

BAB II PEMBAHASAN

A.      FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MENYIMAK
Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menyimak. Salah seoran ahli bahasa mengklasifikasikan faktor-faktor itu menjadi 4 yaitu:
a.       Faktor pembicara
b.      Faktor pembicaraan
c.       Faktor situasi
d.      Faktor penyimak
Pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan, ide, informasi kepada para pendengar melalui bahasa lisan. Kualitas pembicara, kualitasnya, karismanya, dan kepopulerannya sangat berpengaruh kepada para pendengarnya. Karena itu ada sejumlah tuntutan yang di alamatkan kepada pembicara seperti:
1)      Penguasaan materi: pembicara harus menguasai, memahami, benar-benar menghayati materi yang akan disampaikan pada pendengar.
2)      Berbahasa baik dan benar: pembicara harus menyampaikan materi pmbicaraanya dengan baik dan benar. Ucapan jelas, intonasi tepat, susunan kalimat sederhana danbenar, pilihan kata tepat,bahasa yang digunakan esuai dengan taraf pendengar.
3)      Percaya diri: pembicara harus percaya akan kemampuan diri sendiri sehingga dapat tampil dengan mantap dan meyakinkan pendengar.
4)      Berbicara sistematis:bahan yang disampaikan tersusun secara sistematis dan mudahdi mengerti.
5)      Gaya bicara menarik: pembicara harus tampldengan gaya yang menarik, sioatik, dan tidak over akting.
6)      Kontak dengan pendengar: pembicara harus menjalin kontak dengan pendengarnya. Pembicara menghargai, menghargai, serta menguasai para pandengarnya.
Pembicaraan adalah materi, isi, pesan,atau informasi yang hendak disampaikan oleh seorang pembaca kepada pendengarnya. Pembicaraan yang baik harus memenuh syarat-syarat tertuntu seperti:
1)      Aktual: pembicaraan haruslah sesuatu yang baru, hangat atau aktual.
2)      Bermakna: pembicaraan haruslah berguna, bermakna, atau berarti bagi pendengar.
3)      Dalam pusat minat pendengar:pembiaraan haruslah berkaitan dengan pendengar.
4)      Sistematis: pembiaraan haruslah tersusun secara sistematis.
5)      Seimbang: taraf kesukaran pembicaraan harus seimbang dengan taraf kemampuan pendengar.
Situasi dalam menyimak di artikan segala sesuatu yang menyertai peristiwa menyimak di luar pembicara, pembicaraan, dan menyimak. Situas tersebut sangat berpengaruh dan menentukan keefektifan menyimak. Beberapa hal yang pantas di perhatikan, yang termasuk kategori situasi dalam proses menyimak, antara lain:
1)      Ruangan: ruangan harus menunjang (ventilasi, penerangan, penataan tempat duduk, luas ruangan, dsb).
2)      Waktu: waktu yang paling baik yaitu ketika pagi-pagi saat masih fresh dan rileks.
3)      Tenang: suasana dan lingkungan hendaknya tenang, jauh dari kebisingan agar tidak mengganggu konsentrasi.
4)      Peralatan: peralatan yang digunakan hendaknya mudah diperoleh agar kegiatan menyimak dapat berjalan dengan lancar.
Peristiwa menyimak yang berlangsung dalam ruangan yang baik, waktu yang tepat, suasana tentram, nyaman, dan menyanangkan serta di lengkapi dengan peralatan yang fungsional dapat diharapkan hasilnya yang efektif.
Penyimak adalah orang yang mendengarkan dan memahami isi bahan simakan yang disampaikan oleh pembicara dalam suatu peristiwa menyimak. Dibandingkan dengan faktor pembicara, pembicaraan dan situasi, faktor penyimak adalah yang terpenting dan paling menentukan keefektifan dalam peristiwa menyimak. Sebab, walau ketiga faktor yang pertama sudah memenuhi segala persyaratan, bila si penyimak tidak mau menyimak maka sia-sialah semuanya. Sebaliknya biarpun ketiga fakor yang pertama kurang memedai, kurang sempuna, asalsi penyimak berusaha sungguh-sungguh, tekun, dan eerja keras maka keefektifan menyimak dapat tercapai.
Hal-hal yang perlu diperhaytikan yang menyangkut diri penyimak antara lain:
1)      Kondisi: sebaiknya kondisi fisik dan mental penyimak harus dalam keadaan baik dan stabil.
2)      Konsentrasi: penyimak harus mampu fokus terhadap bahan yang akan disimak, sehingga pemikiran-pemikiran yang lain hendaknya disingkirkan dahulu.
3)      Bertujuan: penyimak harus merumuskan tujuannya secara tegas sehingga ia mempunyai arah dan pendorong dalam menyimak.
4)      Berminat: penyimak berusaha meminati bahan yang akan ia simak.
5)      Mempunyai kemampuan linguistik(mampu memahami makna yang terkandung dalam bunyi bahasa) dan nonolinguistk(mampu membaca situasi, menafsirkan gerak-gerik serta perubahan raut muka pembicara)
6)      Berpengalaman luas dan berpengetahuan: penyimak yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas akan lebih mudah menerima, mencerna dan memahami isi bahan simakan.
Penyimak yang dapat mmemenuhi persyaratan tersebut di atas pasti berhasil dalam setiap peristiwa menyimak. Penyimak yang belum dapat memenuhi persyaratan tersebut  jelas akan mengalami berbagai hambatan dalam menyimak. Penyimak seperti golongan terakhir ini sudah dapat di pastikan gagal dalam menyimak.
B.     CIRI MENYIMAK IDEAL DAN DUGA DAYA SIMAK
Menurut hasil pengamatan Drs. Djago Tariganpaling sedikit ada 15 ciri penyimak ideal. Adapun ciri-ciri tersebut antara lain yaitu:
1.      Siap fisik dan mental: penyimak yang baik adalah penyimak yang benar-benar siap untuk menyimak. Fisiknya segar atau sehat, mentalnya stabil dan pikiran jernih.
2.       Berkonsentrasi: penyimak yang baik adalah penyimak yang dapat memusatkan perhatiaya terhadap pembicaraan yang sedang disimak.
3.      Bermotivasi: penyimak yang baik selalu memiilki motivasi yang kuat dalam menyimak.
4.      Objektif: berprasangka, tidak berat sbelah. Yang bersangkutan bukan melihat siapa yang berbicara tetapi apa yang dikatakan.
5.      Menyeluruh: menyimakbahan simakan secara lengkp, utuh atau menyeluruh.
6.      Menghargai pmbicaraan: selalu menghargai pembicara apapun pendapatnya.
7.      Selektif: penyimak yang baik tahu memilih bgian-bagian penting bahan simakan yang penting untukdiperhatikan dan diingat.
8.      Sungguh-sungguh: penyimak yang baik slalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya.
9.      Tak mudah terganggu: penyimak yang baik mampu membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti kebisingan.
10.   Cepat menyesuaikan diri: enyimak yang tanggap terhadap ituasi.
11.  Kenal arah pembicaraan: penimak yang baik akan selalu mengenal arah pebicaraan.
12.  Kontak dengan pembicara: penyimak yang baik biasanya memberikan respon/.kontak kepada pembicara, misalnya : ucapan singkat ya ya, benar, saya setuju, mengangguk-angguk
13.  Merangkum: penyimak selalu memperoleh intisari dari bahan simakan yang dapat berupa cerita lisan atau tertulis dari hasil rangkuman.
14.  Menilai: penyimak yang baik akan menilai isi bahan simakan untuk dikaitkan atau dibandingkan dengan pengetahuan atau pengalamannya.
15.  Merespon: penyimak memberi penilaian serta pendapat tentang hasil simakan.

C.       MENINGKATKAN DAYA SIMAK
Peningkatan daya simak siswa merupakan salah satu tugas guru bahasa. Kawolda, menawarkan 5 cara untuk mempertajam daya simak siswa antara lain:
1.      Simak-ulang ucap
Kegiatan menyimak dengan cara simak kemudian diucapkan kembal, apa yang didengar sering dlakukan atua dipraktekan oleh guru pada sekolah dasar.
2.      Idenfikasi kata kuncui
Isi kalimat yang panjang dapat diidentifikasi atau dicari kalimat intinya. Kalimt inti dibangun oleh beberapa kata kunci yang terdapat dalam kalimat panjang tersebut.
3.      Parafrase
Meminta kepada siswa untuk menyimak kemudian mengungkapkan kembali si suatau bacaan (puisi) dengan bahasanya sendiri.
4.      Merangkum
Guru menyiapkan bahan simakan yang cukup panjang, kemudian disampaikan secara lisan kepada siswa dan siswa diminta menyimak dan merangkum isinya.
5.      Menjawab pertanyaan
Guru dapat melatih siswa untuk memahami bahan simakan melalui pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya, seperti siapa yang berbicara, apa yang dibicarakannya, mengapa, bilamana, dsb. Siswa dapat mencari jawabannya ketika menyimak sedang berlangsung.



0 komentar:

Posting Komentar