Minggu, 30 Juni 2013

PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS 2

BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang Masalah
Manajemen kelas merupakan aspek pendidikan yang dijadikan perhatian utama oleh guru, karena guru berkeinginan agar peserta didik dapat belajar dengan optimal. Hal itu sejalan dengan pengertian bahwa manajemen kelas merupakan serangkaian kegiatan guru dalam upayanya menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan-tujuan belajarnya secara efektif dan efisien sehingga memungkinkan peserta didik belajar dengan baik. Di kelaslah segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya, kurikulum dengan segala komponennya, dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasanya bertemu dan berpadu dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan baik, profesional, dan harus terus-menerus.
B.     Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk:
v  Memenuhi tugas mata kuliah manajemen kelas.
v  Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip manajemen kelas.
v  Menjelaskan aspek, fungsi dan masalah dari manajemen kelas.
v  Mengetahui bagaimana kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar.

C.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah aspek, fungsi dan masalah dari manajemen kelas?
2.      Bagaimana kelas yang nyaman dan menyenangkan?
3.      Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kelas?

BAB II
ISI

A.   Aspek, Fungsi, dan Masalah Manajemen Kelas
Ø  Aspek Manajemen Kelas
Aktivitas guru mengatur dan mendisiplinkan peserta didik adalah tindakan yang sudah tidak tepat lagi. Dewasa ini, aktivitas guru yang terpenting adalah mengelola, mengorganisasi, dan mengoordinasi usaha atau aktivitas peserta didik menuju tujuan pembelajaran. Mengelola kelas merupakan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam manajemen kelas menurut  Lois V. Johnson dan Mary A. Bany yaitu:


a. Sifat kelas
b. Pendorong kekuatan kelas
c. Situasi kelas
d. Tindakan selektif
e. Tindakan kreatif
f. Kondisi kelas


Menurut Oemar Mark ada tujuh aspek yang melalui fungsi berbeda dalam proses belajar mengajar, tetapi merupakan satu kesatuan bulat, yaitu:
1.  Aspek tujuan instruksional
2.  Aspek materi pelajaran
3.  Aspek metode dan strategi pembelajaran
4.  Aspek ketenagaan
5.  Aspek media instruksional
6.  Aspek penilaian
7.  Aspek penunjang fasilitas
Kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas seperti tertuang dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996) adalah sebagai berikut:
a. Mengecek kehadiran siswa,
b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa,
c. Mendistribusikan bahan dan alat,
d. Mengumpulkan informasi identitas siswa,
e. Mencatat data,
f. Memelihara arsip,
g. Menyampaikan bahan pelajaran,
h. Memberikan tugas/PR.
Sementara itu, hal-hal yang perlu diperhatikan para guru dalam pertemuan dengan siswa di kelas adalah seperti berikut ini:
a. Ketika bertemu dengan siswa, guru harus:
1) Memberikan salam lalu memperkenalkan diri.
2) Memberikan format tentang pengisian identitas siswa.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa,
c. Guru memberikan tempat duduk siswa secara tertib dan teratur,
d. Guru menentukan tata cara berbicara dan tanya jawab,
e. Guru membuat denah kelas atau tempat duduk siswa.

Ø  Fungsi Manajemen Kelas
Fungsi manajemen kelas sebenarnya merupakan penerapan fungsi-fungsi manajerial yang diaplikasikan di dalam kelas oleh guru untuk mendukung tujuan pembelajaran yang hendak dicapainya. Fungsi-fungsi manajerial yang harus dilakukan oleh guru meliputi:
1)      Merencanakan
Merencanakan adalah membuat suatu target-target yamg akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi, merencanakan adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah, tujuan dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan metode/teknik yang tepat.
2)      Mengorganisasikan
Mengorganisasikan berarti: a) menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisai, b) merencanakan dan mengembangkan kelompok kerja yang berisi orang yang mampu membawa organisasi pada tujuan, c) menugaskan seseorang atau kelompok yang dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu.


3)      Memimpin
Seorang pemimpin dalam melaksanakan amanatnya apabila ingin dipercaya dan diikuti harus memiliki sifat kepemimpinan yag senantiasa dapat menjadi pengarah yang didengar ide dan pemikirannya oleh para anggota organisasi. Hal ini tidak semata-mata mereka cerdas membuat keputusan tetapi dibarengi memiliki kepribadian yang dapat dijadikan suri tauladan.
4)      Mengendalikan
Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakaan.
Sedangkan menurut Mulyadi, manajemen kelas mempunyai dua fungsi, yaitu:
a.    Memberikan dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas seperti membantu kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok, membantu kerjasama dalam menentukan tujuan-tujuan organisasi, membantu individu agar dapat bekerja sama dengan kelompok atau kelas, membantu prosedur kerja, dan mengubah kondisi kelas.
b.    Memelihara agar tugas-tugas itu dapat berjalan lancar.

Ø  Masalah dalam Manajemen Kelas
Masalah manajemen kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori  yaitu masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali  perbedaan antara kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan  tekanan saja. Tindakan manajemen kelas seorang guru akan efektif  apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang  sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi  penanggulangan yang tepat pula. Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan  pemenuhan keputusan untuk diterima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak lagi dapat dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah dapat diterima masyarakat. Munculnya masalah individual disebabkan beberapa kemungkinan tindakan siswa seperti :
1. Tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain. Gejala yang nampak adalah siswa membadut di kelas (aktif), atau dengan berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat pertolongan ekstra (pasif).
2. Tingkah laku yang ingin menujukkan kekuatan. Gejalanya adalah siswa selalu mendebat, kehilangan kendali emosional, marah-marah, menangis (aktif), atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas (pasif).
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain. Gejalanya adalah tindakan menyakiti orang lain seperti memukul, mengata-ngatai, menggigit, dsb.
4. Peragaan ketidakmampuan. Gejalanya adalah dalam bentuk sama sekali tidak mau mencoba melakukan apapun, karena beranggapan bahwa apapun yang dilakukan kegagalanlah yang dialaminya.
Dalam mengenali masalah individu yang ada pada kelas dapat dilakukan beberapa teknik sederhana yaitu:
a. Apabila seorang guru merasa terganggu oleh perbuatan seorang siswa, maka kemungkinan tujuan siswa adalah untuk mendapatkan perhatian.
b. Apabila seorang guru merasa dikalahkan atau terancam, maka kemungkinan tujuan siswa yang bersangkutan adalah ingin menunjukkan kekuasaan.
c. Apabila seorang guru merasa tersinggung atau merasa tersakiti, maka kemungkinan tujuan siswa mungkin membalas dendam.
d. Apabila seorang guru benar-benar merasa tidak mampu berbuat apa-apa dalam menghadapi ulah siswa, maka kemungkinan yang dihadapinya adalah peragaan ketidakmampuan.
Guru hendaknya benar-benar mampu mengenal dan memahami secara tepat arah tingkah laku siswa yang mengarah ke mencari perhatian, mencari kekuasaan, menuntut balas atau memperlihatkan kedidakmampuan agar guru itu mampu menangani siswa secara tepat pula. Tindakan guru yang efektif akan dapat membantu mengatasi masalah yang ada dalam manajemen kelas, karena guru akan dapat memilih metode pengajaran yang tepat.
Sedangkan masalah-masalah kelompok yang mungkin muncul dalam kelas yaitu:
1. Kurangnya kesatuan, lantaran alasan jenis kelamin, kelompok-kelompok, suku, tingkatan sosial ekonomi, dan sebagainya.
2. Penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah disepakai sebelumnya.
3. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya bermusuhan dan merendahkan.
4. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari yang tengah digarap.
5. Semangat kerja rendah karena menganggap tugas yang diberikan kurang fair.
6. Kelas kurang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru seperti gangguan jadwal guru terpaksa diganti sementara oleh guru lain.
7. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut, bercakap-cakap, pergi kesana-kemari, dan sebagainya.
8. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
Tindakan manajemen kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Tindakan lain dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
B.      Kelas yang Nyaman dan Menyenangkan
Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik, intelektual maupun emosional (Ahmad 1995:14). Oleh karena itu kelas harus dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan taman belajar yang menyenangkan. Menurut Ahmad (1995:14) syarat-syarat kelas yang baik adalah: (1) rapi, bersih, sehat, tidak lembab, (2) cukup cahaya yang meneranginya, (3) sirkulasi udara cukup, (4) perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi, dan (4) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang. Beberapa syarat yang perlu diupayakan agar kelas nyaman dan menyenangkan menurut Ahmad (1997:35) adalah sebagai berikut:
1.      Tata Ruang Kelas
Pada prinsipnya sistem belajar yang kita anut di SD adalah sistem klasikal. Tetapi ada beberapa metode mengajar yang tidak selalu memakai sisten klasikal, misalnya metode eksperimen, diskusi kelompok, dan lain sebagainya. Dalam penataan ruang kelas, almari kelas dapat ditempatkan disamping papan tulis atau disamping meja guru. Jika ada almari kelas tambahan dapat ditaruh dibelakang kelas, sebaiknya almari tersebut terbuat dari kaca untuk penyimpan piagam, vandel, dan kepustakaan kelas. Pengaturan tempat perabot kelas dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan keadaan atau kondisi setempat.
2.      Menata Perabot Kelas
Djauzak Ahmad (2004:19) menyatakan perabot kelas adalah segala sesuatu perlengkapan yang harus ada dan diperlukan kelas. Perabot kelas meliputi :
a.       Papan Tulis
Papan tulis harus cukup besar dan permukaan dasarnya harus rata. Warna dasar papan tulis yang
mulai menipis atau belang harus segera di cat ulang. Papan tulis harus ditempatkan di depan dan cukup cahaya. Penempatannya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, sehingga siswa yang duduk dibelakang masih melihat atau membaca tulisan yang paling bawah.
b. Meja Kursi Guru
Meja kursi guru ukurannya disesuaikan dengan standar yang ada, meja guru berlaci dan ada kuncinya, meja kursi guru ditempatkan di tempat strategis, misalnya di kanan atau di kiri papan tulis, supaya tidak menghalangi pandangan siswa ke papan tulis.
b.      Meja kursi Siswa
Meja kursi siswa ditata sedemikian rupa sehinggga dapat menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan, ukuran meja dan kursi disesuaikan dengan ukuran badan siswa dan dilengkapi de
ngan tempat tas atau buku.
d. Lemari Kelas
Lemari kelas dapat ditempatkan di samping papan tulis atau sebelah kiri atau kanan dinding bisa
juga diletakkan di sebelah meja guru.
e. Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran ditempatkan di tempat yang mudah dilihat.
f. Papan Absensi
Papan absensi ditempatkan di sebelah papan tulis atau di dinding samping kelas. Guru juga harus memiliki catatan daftar hadir siswa di buku khusus, karena daftar hadir di papan diganti setiap hari sesuai keadaan.
g. Daftar Piket Kelas
Daftar piket kelas ditempatkan di samping papan absensi.
h. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan ditempel pada tempat yang mudah dilihat.
i. Gambar-gambar
Gambar presiden, wakil presiden, dan lambang burung Garuda Pancasila ditempatkan di depan kelas di atas papan tulis, posisi penempatannya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
j. Tempat Cuci Tangan dan Lap Tangan
Tempat cuci tangan dan lap tangan diletakkan di depan kelas dekat pintu masuk.
k. Tempat sampah
Tempat sampah diletakkan di sudut kelas. Besar kecilnya tempat sampah disesuaikan dengan kebutuhan.

C.    Prinsip-prinsip dalam Manajemen Kelas
Secara umum faktor yang mempengaruhi manajemen kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern siswa (Djamarah 2006:184). Faktor intern siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari siswa lainnya sacara individual. Perbedaan sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis. Faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas akan mewarnai dinamika kelas. Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit jumlah siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Prinsip-prinsip pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Djamarah adalah sebagai berikut.
1.      Hangat dan Antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
2.      Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3.      Bervariasi
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan perhatian siswa. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
4.      Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya gangguan seperti keributan siswa, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan tugas dan sebagainya.
5.      Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
6.      Penanaman Disiplin Diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam segala hal.





BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Di dalam kelas guru melaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan emosional siswa. Pembelajaran yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh pembaharuan kurikulum, fasilitas yang tersedia, kepribadian guru yang simpatik, pembelajaran yang penuh kesan, wawasan pengetahuan guru yang luas tentang semua bidang, melainkan juga guru harus menguasai kiat memanejemen kelas. Dengan manajemen kelas tingkat daya serap materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam ingatan siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan kompetensi dasar yang diharapkan dapat tercapai dengan baik dan memuaskan. Selain itu, manajemen kelas juga akan menciptakan dan mempertahankan suasana kelas agar kegiatan mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
B.   Saran
Di masa yang akan datang, diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki kompetensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efektif dan efisien dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://diyanshintaweecaihadiansyah.blogspot.com/2012/01/makalah-manajemen-kelas.html
http://www.sekolahdasar.net/2009/02/kelas-yang-nyaman-dan-menyenangkan.html
Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.


Rofiq, M. Ainur. 2009. Pengelolaan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan Nasional.

0 komentar:

Posting Komentar