BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Terpeliharanya disiplin menunjuk kepada kepatuhan terhadap
pelaksanaan peraturan sekolah dan menunjuk kepada berjalannya sistem kontrol
dalam kelas. Terpeliharanya disiplin tersebut memerlukan keterlibatan
serangkaian strategi. Strategi tersebut adalah strategi dalam mengubah perilaku
peserta didik kearah pemilikan kesadaran melaksanakan semua peraturan yang
telah dibuat. Pemilikan kesadaran melaksanakan semua peraturan yang telah
dibuat. Pemilikan kesadaran tersebut, bukan karena paksaan melainkan datang
dari dirinya sendiri yang memang merupakan kebutuhan dan memberikan kemanfaatan
kepadanya. Disamping itu, terpeliharanya disiplin di kelas mengisyaratkan bahwa
guru dapat menanggulangi masalah-masalah yang terjadi di kelas, seraya
menetralisir dengan cara menanggulangi emosi-emosi peserta didik.
Penanggulangan pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan
secara penuh kehati-hatian, demokrasi dan edukatif. Cara-cara penanggulangan
dilaksanakan secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada
dan siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah
tersebut mulai dari tahap pencegahan sampai tahap penyembuhan, dengan tetap
bertumpu pada penekanan substansinya bukan pada pribadi peserta didik. Di
samping itu, guru juga tetap harus menjaga perasaan kecintaan terhadap peserta
didik, bukan karena rasa benci atau emosional. Namun demikian, disadari benar
bahwa disiplin di kelas sangat dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor
lingkungan siswa seperti lingkungan rumah. Oleh karena itu, guru juga perlu
menjalin kerja sama dengan orang tua di rumah, agar kebiasaan disiplin di
sekolah yang hendak dipelihara itu semakin tumbuh subur.
Bab ini adalah bab yang mengulas: tahap-tahap memelihara disiplin; jenis dan cara penanggulangan disiplin; dan kebiasaan hidup tertib. Untuk memahami tahapan, jenis, cara, penanggulangan gangguan disiplin yang edukatif, demokratis, akurat, dan dengan tetap menumbuhkan rasa cinta kepada peserta didik, diharapkan para mahasiswa menyimak bab ini dengan baik dan sungguh-sungguh.
Bab ini adalah bab yang mengulas: tahap-tahap memelihara disiplin; jenis dan cara penanggulangan disiplin; dan kebiasaan hidup tertib. Untuk memahami tahapan, jenis, cara, penanggulangan gangguan disiplin yang edukatif, demokratis, akurat, dan dengan tetap menumbuhkan rasa cinta kepada peserta didik, diharapkan para mahasiswa menyimak bab ini dengan baik dan sungguh-sungguh.
2.
Tujuan
Penulisan
a) Kita dapat mengetahui tahapan-tahapan
cara memelihara disiplin kelas
b) Kita dapat mengetahui langkah-langkah
menumbuhkan kesan positif pada pertemuan awal di kelas
c) Kita dapat mengetahui alasan-alasan
diterapkannya campur tangan (intervensi) oleh guru
d) Kita dapat mengetahui kemungkinan
jenis-jenis gangguan disiplin yang muncul di kelas
e) Kita dapat mengetahui cara-cara
penanggulangan disiplin kelas berdasar jenis gangguan kelas yang muncul
3.
Perumusan
Masalah
a) Apa
saja tahapan pemeliharaan disiplin?
b) Apa
saja jenis gangguan dan cara penanggulangan gangguan disiplin?
c) Apa
saja dan bagaimana Kebiasaan
Hidup Tertib?
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Tahap Pemeliharaan Disiplin
Memelihara
disiplin adalah satu proses. Karena ia proses maka memelihara disiplin akan
terdiri dari serangkaian tahapan yang harus diperhatikan oleh para penegak
disiplin.
a)
Tahap Pencegahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah
penciptaan suasana kelas, ketepatan perencanaan, dan intruksional. Mengenal
identitas, misalnya (nama, sifat, kesukaan). Peserta didik adalah hal-hal yang
penting dalam penciptaan suasana kelas. Disamping itu pemberian catatan yang
memberi dorongan kepada pekerjaan peserta didik sangatlah membantu.
Merencanakan pengajaran dan mengajar peserta didik yang
penuh variatif dan dengan hal-hal yang aktual dengan topik-topik yang relevan
sangatlah membantu tumbuhnya belajar aktif dan percaya diri. Akhirnya
penguasaan akan disipin akademiknya akan menambah kredibilitas guru yang akan
dipelukan juga dalam proses pembelajaran.
b)
Pemeliharaan
Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan dengan
pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat menjalankan tugas-tugasnya.
Pedoman itu harus memenuhi kepatuhan, kebermaknaan, dan kepraktisan kearah
belajar aktif. Peserta didik patut menerima perhatian secara teratur untuk
mengurangi gangguan dan menghindari tumbuhnya perilaku menyimpang. Pertemuan
pertama, misalnya adalah saat yang penting dalam memelihara perilaku-perilaku
yang diharapkan. Tumbuhkan kesan positif pada pertemuan pertama ini dengan
mengemukakan program/ perencanaan pembelajaran.
Langkah-langkah seperti:
1) Mulailah dengan saling berkenalan secara tepat;
2) Informasikan gambaran umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktivitas yang relevan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik;
3) Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional;
4) Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
Langkah-langkah seperti:
1) Mulailah dengan saling berkenalan secara tepat;
2) Informasikan gambaran umum, latar belakang, garis besar perhatian dan aktivitas yang relevan dari bidang studi yang akan ditempuh peserta didik;
3) Informasikan harapan-harapan akademis dan kebijakan penilaian secara rasional;
4) Beri kesempatan peserta didik menyatakan harapan-harapan mereka dengan kemungkinan-kemungkinan yang saling menguntungkan.
c)
Campur
tangan (intervensi)
Campur tangan atau usaha guru untuk menyetop perilaku tidak
pantas dari peserta didik diperlukan bila tehnik-tehnik yang diterapkan dalam
fase pencegahan dan pemeliharaan tidak berhasil. Namun dalam fase campurtangan
ini hendaknya dicari teknik yang efektif yang dilakukan secara hemat dan penuh
pertimbangan. Campurtangan lebih dilakukan pada gejala utamanya dari pada
kepada perilaku penyimpangannya. Guru melakukan tetapi situasi dari pada
peraturan disiplinnya. Guru hendaknya menggunakan pendekatan ilmu dan seni
pendidikan dalam fase ini. Guru memerlukan keahlian dalam langkah-langkah
intervensi seperti : bertanya, menatap mata peserta didik, mendekati peserta
didik, memberi isyarat, dengan tangan atau kepala agar peserta didik tidak
berperilaku tidak pantas. Kalau cara ini belum berhasil, mintalah peserta didik
menyebut namanya untuk diam atau memindahkan tempat duduknya, atau melakukan
apa saja yang tepat untuk hasil itu. Hal itu semua harus dilakukan dengan
tenang dan tidak amosional. Hindari segala jenis tindakan yang menimbulkan
konfrontasi.
d)
Pengaturan
Tujuan pengaturan perilaku adalah mengurangi kesalahan pelaksanaan
pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan fase penting demi
tercapainya tujuan peserta didik. Guru tidak dilatijh mengobati dan mereka
harus menyadari kesalahan dalam menanggulangi hal-hal yang menyebabkan aneka
perilaku. Namun demikian, guru harus memiliki kesabaran, potensi mempengaruhi
sikap dan perilaku dengan cara yang tidak merugikan. Guru dapat membantu
peserta didik menyadari bahwa perilaku memiliki konsekuensi dengan kehidupan
mereka. Lebih lanjut guru dapat mempertimbangkan alternative aktivitas kearah
pengembangan perilaku positif melalui cara yang efektif.
2. Jenis Gangguan Dan Cara
Penanggulangan Gangguan Disiplin
Dengan tidak mengurangi kebebasan guru menemukan cara
penanggulangan gangguan disiplin kelas, terdapat beberapa petunjuk umum cara
penanggulangan gangguan disiplin seperti dikemukakan Hollingsworth dan Hoower
(1991 : 72-74) berikut ini:
a)
Gangguan
Percakapan
Percakapan antar sesama peserta didik yang mengancam
disiplin perlu segera ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan
memotivasi mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat
bertanya, atau meminta siswa mengajukan pertanyaan, menyuruh menyelesaikan
tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap tadi.
b)
Gangguan
Melempar Catatan
Gangguan melempar catatan muncul akibat adanya kebosanan
atau ketidak tepatan kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah hati-hati,
dalam situasi ini sangat penting tidak tepat bila guru membaca keras-keras
catatan itu. Secara persuasive menyatakan bahwa perbuatan itu akan merugikan
diri siswa sendiri dan akan mengganggu kelas.
c)
Gangguan
Kebebasan Yang Berlebihan Diantara Siswa
Bebas adalah naluri manusia, tetapi kebebasan berlebihan
perlu dicegah jangan sampai berkembang merusak disiplin kelas. Berdialog antara
guru dan peserta didik tentang hak dan kewajiban peserta didik perlu
dilaksanakan. Katakan kepada para siswa bahwa disamping hak, ada kewajiban
untuk tidak mengganggu orang lain.
d)
Gangguan
Permusuhan Antara Peserta Didik atau Kelompok
Bicaralah dengan masing-masing pihak secara individual atau
kelompok . berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan
perubahan-perubahan baru.
Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik dan permusuhan akan mengakibatkan hilangnya teman bergaul.
Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik dan permusuhan akan mengakibatkan hilangnya teman bergaul.
e)
Gangguan
Menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidak siapan peserta didik
atau materi yang melebihi batas. Berilah motivasi dan keempatan yang bijak dan
tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. Katakan pada mereka bahwa
menyontek akibat dari tidak belajar. Menyontek, selain konsentrasi buyar juga
tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu,
belajarlah dengan rajin dan tekun.
f)
Gangguan
Pengaduan
Disiplin kelas kadang-kadang terganggu oleh adanya pengaduan
disamping adanya laporan dari peserta didik. Gangguan harus dapat membedakan
pengaduan dan laporan tentang sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijaksana dan
konsisten dalam menjelaskan ke dua hal tersebut.
g)
Gangguan
Tabiat Marah
Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang
bertabiat marah dan menjauhkan peserta didik lain. Sebagai pendengar, guru
kemudian mencari sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.
h)
Gangguan Penolakan Permohonan Guru
Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain
adalah salah satu cara yang dapaot ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini.
Permohonan yang rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan siswa
lain. Penciptaan suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam
ini.
i)
Gangguan Perpindahan Situasi
Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan
disiplin kelas (ganti pelajaran pindaj kelas, perubahan jadwal). Oleh karena
itu, perpindahan situasi harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan
inisiatif lain, serta pengawasan.
Cara lain yang dapat ditempuh guru dalam menanggulangi
pelanggaran disiplin yaitu :
a.
Pengetahuan siswa
Makin baik guru mengenal siswa makin besar kemungkinan guru
mencegah pelanggaran disiplin. Sebaliknya anak yang frustasi karena merasa
tidak mendapat perhatian guru dengan semestinya sangat mungkin terjadinya siswa
tersebut melanggar disiplin sekolah. Setiap siswa pada dasarnya mempunyai daya
atau tenaga untuk mengontrol dirinya. Siswa yang tidak diperhatikan orang tua
dan gurunya kurang dapat mengontrol dirinya sendiri biasanya kurang menghargai
otoritas dan mereka tidak menyukai dan membencinya.
Pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangan pelanggaran disiplin. Berbagai alat dapat digunakan, misalnya:
1) “interest-inventory” merupakan cara sederhana yang dilakukan guru. Alat ini berupa sejumlah pertanyaan misalnya tentang buku yang disenangi, hoby, favorit, aktivitas yang dikerjakan siswa, acara yang disenangi dari siaran televisi, guru yang paling disenangi, dan sebagainya.
2) “sosiogram” yang dibuat dengan maksud untuk melihat bagaimana persepsi para siswa dalam rangka hubungan sosio-psikologis dengan teman-temannya.
3) “feedback letter” dimana siswa diminta untuk membuat satu karangan atau satu surat tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya; apa yang disukai pada saat pertama kali masuk sekolah, pada saat pelajaran berlangsung, pada saat istirahat, keadaan lingkungan sekolah, pada saat pulang sekolah dan sebagainya
Pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangan pelanggaran disiplin. Berbagai alat dapat digunakan, misalnya:
1) “interest-inventory” merupakan cara sederhana yang dilakukan guru. Alat ini berupa sejumlah pertanyaan misalnya tentang buku yang disenangi, hoby, favorit, aktivitas yang dikerjakan siswa, acara yang disenangi dari siaran televisi, guru yang paling disenangi, dan sebagainya.
2) “sosiogram” yang dibuat dengan maksud untuk melihat bagaimana persepsi para siswa dalam rangka hubungan sosio-psikologis dengan teman-temannya.
3) “feedback letter” dimana siswa diminta untuk membuat satu karangan atau satu surat tentang perasaan mereka terhadap sekolahnya; apa yang disukai pada saat pertama kali masuk sekolah, pada saat pelajaran berlangsung, pada saat istirahat, keadaan lingkungan sekolah, pada saat pulang sekolah dan sebagainya
b.
Melakukan tindakan korektif
Dalam kegiatan melakukan tindakan disiplin kelas, tindakan
tepat dan segera dapat diperlukan. Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang
seharusnya dilakukan guru bila terjadi masalah pelanggaran disiplin. Guru yang
bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan sesuai
setepat mungkin. Guru harus segera mengingatkan siswa terhasdap peraturan dan
tata tertib (yang dibuat dan diterapkan bersama) dan konsekuensinya, kemudian
melaksanakan sanksi yang seharusnya berlaku. Kegiatan ini juga bertujuan untuk
memonitor efektivitas aturan tata tertib. Setelah jangka waktu tertentu guru
bersama murid dapat meninjau kembali aturan sekolah tersebut untuk memodifikasi
dan diperbaiki. Bagaimana cara melakukan dimensi tindakan ini, beberapa hal
dibawah ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru.
1) Lakukan tindakan dan bukan ceramah
1) Lakukan tindakan dan bukan ceramah
Bila ada seorang siswa melakukan tindakan yang dapat
mengganggu kelas lakukan kegiatan menghentikan kegiatan tersebut secara tepat
dan segera. Cara bertindak atau memberikan ceramah tentang kesalahan yang
dibuat siswa pada saat itu akan membuat siswa malah menjadi bingung.
Pesan-pesan non-verbal atau body languange, baik berupa isyarat tangan, bahu,
kepala, alis, dan sebagainya dapat membantu dalam penegakkan disiplin kelas.
2) Jangan tawar menawar (do not bargain)
Bila terjadi pelanggaran yang dilakukan seorang siswa dan
melibatkan atau menyalahkan siswa lainnya guru harus segera melakukan tindakan
untuk menghentikan gangguan tersebut. Tidak ada untungnya kalau pada saat itu
guru membuka forum diskusi untuk membicarakan tentang peraturan dan mencari
siapa yang bersalah. Sekali lagi segera hentikan penyimpangan tingkah laku
siswa dengan tindakan.
3) Gunakan “kontrol” kerja
Mungkin sekali banyak hal yang belum tercangkup dalam tata
tertib terjadi dalam kelas. Kewajiban guru adalah mencoba menghindarkan hal
tersebut dengan melakukan kontrol sosial. Misalnya dengan membuat ruangan tapal
kuda sehingga guru dapat langsung berhadapan muka dengan para siswa, dan
sekaligus dapat mengontrol tingkah laku mereka. Pendekatan dengan siswa sangat
diperlukan karena kalau mereka merasa dekat dengan guru akan memperkecil
kesempatan mereka untuk berbuat “nakal” dan melanggar tata tertib sekolah.
4) Nyatakan peraturan dan konsekuensinya
Bila ada siswa yang melanggar peraturan tata tertib sekolah,
komunikasikan kembali apa aturan yang dilanggarnya secara jelas dan kemukakan
akibatnya bila peraturan yang telah dibuat dan disepakati bersama itu
dilanggar. Konsekuensi itu dilakukan secara bertahap dimulai dari peringatan,
teguran, memberi tanda cek, di suruh menghadap kepala sekolah dan atau
dilaporkan kepada orang tuanya tentang pelanggaran yang dilakukannya di
sekolah. Bila ada tindakan siswa yang mengganggu suasana proses belajar
mengajar, segera hentikan gangguan tersebut, kemudian usahakan memahami alasan
mengapa siswa tersebut bertindak demikian. Kemudian kepadanya harapan kita
sebagai guru dan teman-teman lain yang akan terganggu konsentrasinya dan
nyatakan tingkah laku bagaimana yang diharapkan dari siswa yang bersangkutan.
Tindakan guru hendaknya cukup tegas dan berwibawa dan hendaknya hindarkan
hal-hal tindakan yang menyebabkan siswa yang menyebebkan siswa mendapat malu di
depan teman-temannya.
Beberapa petunjuk dibawah ini dapat diperhatikan:
a) Pilihlah dan pakailah konsekuensi yang paling ringan dalam alternatif penanggulangan seperti teguran, peringatan, memberi tugas tambahan dan sebagainya. Hindarkan konsekuensi yang berat dan memberi hukuman.
b) Jika ternyata satu konsekuansi yang dipilih tidak fektif, berhentilah dan pindahkan kepada alternatif lain yang diperkirakan akan memberikan hasil yang lebih baik.
c) Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih salah satu alternatif konsekuensi dari pelanggaran yang sudah dibuatnya.
d) Ingat bahwa pelaksanaan konsekuensi atas pelanggaran terhadap tata tertib, tidak dimaksudkan untuk menghukum.
Beberapa petunjuk dibawah ini dapat diperhatikan:
a) Pilihlah dan pakailah konsekuensi yang paling ringan dalam alternatif penanggulangan seperti teguran, peringatan, memberi tugas tambahan dan sebagainya. Hindarkan konsekuensi yang berat dan memberi hukuman.
b) Jika ternyata satu konsekuansi yang dipilih tidak fektif, berhentilah dan pindahkan kepada alternatif lain yang diperkirakan akan memberikan hasil yang lebih baik.
c) Tidak menutup kemungkinan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih salah satu alternatif konsekuensi dari pelanggaran yang sudah dibuatnya.
d) Ingat bahwa pelaksanaan konsekuensi atas pelanggaran terhadap tata tertib, tidak dimaksudkan untuk menghukum.
e)
Konsekuensi dibuat ubtuk mengelola tindakan yang melanggar aturan pada saat
tertentu. Besok adalah hari lain dan konsekuensi hanya berlaku pada hari itu
dan saat itu.
Dalam kegiatan menegakkan disiplin dibutuhkan satu kegiatan
monitoring. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan peraturan mana dan
alternatif mana secara empirik merupakan alat yang efektif dalam mengatasi
problema disiplin. Kegiatan inipun bertujuan untuk mengidentifikasi siswa yang
sukar mengikuti peraturan sekolah. Dari hasil pengalaman beberapa waktu dan
baiknya kalau guru menampung pendapat para siswa tentang peraturan mana yang
dianggap tidak perlu dan dibuang.
c.
Melakukan
tindakan penyembuhan.
Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan siswa atau
sejumlah siswa perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara
individual maupun secara kelompok. Situasi pelanggaran ini dapat terbentuk:
1) Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah yang telah disepakati bersama.
2) Siswa tidak mau menerima atau menolak konsekuensi seperti yang telah tercantum dalam peraturan sekolah sebagai akibat dari perbuatannya.
3) Seorang siswa menolak sama sekali aturan khusus yang telah tercantum dalam tata tertib sekolah.
1) Siswa melanggar sejumlah peraturan sekolah yang telah disepakati bersama.
2) Siswa tidak mau menerima atau menolak konsekuensi seperti yang telah tercantum dalam peraturan sekolah sebagai akibat dari perbuatannya.
3) Seorang siswa menolak sama sekali aturan khusus yang telah tercantum dalam tata tertib sekolah.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini ialah:
1) Mengidentifikasi para siswa yang mendapat kesulitan untuk menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dari pelanggaran yang dibuatnya;
2) Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan siswa yang semacam ini;
3) Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut yang disetujui bersama oleh guru dan siswa yang bersangkutan;
4) Bila saatnya bertemu dengan siswa tiba, jelaskanlah maksud pertemuan tersebut dan jelaskan pula manfaat yang diperoleh baik oleh siswa maupun oleh sekolah;
5) Tunjukkan kepada siswa bahwa guru pun bukan orang yang sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, akan tetapi yang terpenting antara guru dan siswa harus tumbuh kesadaran untuk bersama-sama belajar, untuk saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi kepentingan bersama;
6) Guru berusaha untuk membawa murid kepada masalahnya yaitu memahami tata tertib dan menjauhi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah;
7) Bila ada pertemuan yang diadakan dan ternyata siswa tidak responsif maka guru dapat mengajak siswa untuk melaksanakan diskusi pada saat lain tentang masalah yang dihadapinya;
8) Pertemuan guru dengan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai kepada “kontrak individual” yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa tentang pelanggaran yang dibuatnya;
9) Melakukan kegiatan tindak lanjut.
Konsep lain dalam mencegah gangguan disiplin kelas dapat
dilakukan dengan hal-hal berikut:
a. Sajian yang menarik
a. Sajian yang menarik
Masalah disipin kelas terganggu karena penyajian meteri yang
kurang menarik. Oleh karena itu, prosedur mengajar (orientasi, latihan/praktik,
umpan balik, lanjutan) harus dilaksanakan dnegan cara yang menarik.
b. Penampilan yang menarik
Sajian yang menarik hendaknya diikuti oleh penampilan yang
menarik. Guru adalah model dan panutan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
berbicara, berpakaian, bertingkah laku misalnya, hendaknya dijaga agar tetap
menarik.
c. Ketepatan menangani masalah
Pengambilan tindakan penanggulangan masalah disiplin akan
menyenangkan satu pihak tetapi mungkin merugikan pihak lain. Oleh karena itu,
ketepatan penanganan masalah sangatlah perlu.
d. Belajar dari kesalahan
Boleh jadi banyak pengalaman yang berkesan disamping yang
tidak menyenangkan dalam mengajar. Setelah kita mengajar 4-5 tahun lamanya.
Akhirnya disadari banyak hal positif, efektif, namun ada juga yang kurang
efektif untuk dilaksanakan dalam menanggulangi masalah disiplin. Kesiapan guru
dalam mengajar akan mempengaruhi masalah disiplin, sebaliknya guru yang tidak
siap gangguan disiplin akan timbul. Akhirnya belajar dari pengalaman, guru
dapat memetik manfaatnya.
e. Penggunaan hukuman
Para pendidik tidak setuju mengenai sesuatu yang
mengakibatkan berkembangnya perilaku menyimpang dibiarkan ada.tindakan yang
berupaya menegakkan disiplin memang perlu. Hukuman kendatipun kadang-kadang
kurang efektif dari ganjaran yang perlu diambil. Terdapat prinsip-prinsip yang
perlu diperhatikan dalam memberi hukuman kepada peserta didik. Prinsip-prinsip
berikut merupakan gagasan agar pemberian hukuman fleksibel dan mengkait dengan
situasi dan kekhususan para siswa. Prinsip-prinsip tersebut seperti dikemukakan
oleh Ornstien (1990), Eggen (1994) adalah:
1) Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan;
2) Berikan kejelasan/alasan mengapa hukuman diberikan;
3) Hindarkan pemberian hukuman pada saat marah atau emosional;
4) Hukuman diberikan pada saat awal kejadian dari pada akhir kejadian;
5) Hindari hukuman yang bersifat badaniah/fisk;
6) Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang;
7) Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman;
8) Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan;
9) Pelajari tipe hukuman yang diijinkan sekolah;
10) Jangan menggunakan standar hukuman ganda;
11) Jangan mendendam;
12) Konsisten dengan pemberian hukuman;
13) Jangan mengancam dengan ketidak mungkinan;
14) Jangan memberi hukuman berdasar selera.
1) Hukuman diberikan secara hormat dan penuh pertimbangan;
2) Berikan kejelasan/alasan mengapa hukuman diberikan;
3) Hindarkan pemberian hukuman pada saat marah atau emosional;
4) Hukuman diberikan pada saat awal kejadian dari pada akhir kejadian;
5) Hindari hukuman yang bersifat badaniah/fisk;
6) Jangan menghukum kelompok/kelas apabila kesalahan dilakukan oleh seseorang;
7) Jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman;
8) Yakini bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan;
9) Pelajari tipe hukuman yang diijinkan sekolah;
10) Jangan menggunakan standar hukuman ganda;
11) Jangan mendendam;
12) Konsisten dengan pemberian hukuman;
13) Jangan mengancam dengan ketidak mungkinan;
14) Jangan memberi hukuman berdasar selera.
Jenis-jenis
hukuman
1. Pengurangan skor atau penurunan peringkat
2. Pengurangan hak
3. Hukuman berupa denda
4. Pemberian celaan
5. Penahanan sesudah sekolah
6. Penyekoresan
7. Pengiriman kepada orang lain
1. Pengurangan skor atau penurunan peringkat
2. Pengurangan hak
3. Hukuman berupa denda
4. Pemberian celaan
5. Penahanan sesudah sekolah
6. Penyekoresan
7. Pengiriman kepada orang lain
Secara
ringkas langkah-langkah pencegahan gangguan disiplin dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a. Umum
1) Peduli
2) Tandai gangguan
3) Amati dengan seksama
4) Tingkatkan kepentingan semua pihak
5) Humor
6) Penyusunan kembali program
7) Rutinitas
8) Permohonan langsung
9) Hindarkan barang-barang yang mengganggu
10) Pengendalian fisik
a. Umum
1) Peduli
2) Tandai gangguan
3) Amati dengan seksama
4) Tingkatkan kepentingan semua pihak
5) Humor
6) Penyusunan kembali program
7) Rutinitas
8) Permohonan langsung
9) Hindarkan barang-barang yang mengganggu
10) Pengendalian fisik
b. Moderat
1) Susun aktivitas kelas
2) Tentukan prosedur dan ketentuan dalam pembelajaran
3) Susun aktivitas dan tugas-tugas akademik
4) Susun kegiatan-kegiatan yang sudah rutin
5) Tekankan tujuan dampak sampingan dari belajar
6) Laksanakan kegiatan monitoring
7) Bentuk kelompok-kelompok belajar
8) Gunakan waktu secara efektif
9) Berikan petunjuk-petunjuk praktis
10) Kemukakan harapan-harapan guru
c. Kemanusiaan
1) Pengembangan kesadaran diri melalui umpan balik melalui: berikan penekanan pada tingkah laku bukan pada pribadi, berikan penekanan pada penjelasan bukan pada pendapat, berikan penekanan pada masa sekarang/akan datang bukan pada masa lampau, berikan penekanan pada proses perubahan pribadi.
2) Pengembangan dan pemeliharaan kepercayaan.
3) Efisiensi komunikasi seperti: gunakan orang pertama secara tunggal dan langsung, buatlah pesan secara lengkap/harmonis/kongkret, gunakan verbal dan non verbal secara harmonis, mintalah balikan, gambarkan perilaku tanpa penilaian.
1) Pengembangan kesadaran diri melalui umpan balik melalui: berikan penekanan pada tingkah laku bukan pada pribadi, berikan penekanan pada penjelasan bukan pada pendapat, berikan penekanan pada masa sekarang/akan datang bukan pada masa lampau, berikan penekanan pada proses perubahan pribadi.
2) Pengembangan dan pemeliharaan kepercayaan.
3) Efisiensi komunikasi seperti: gunakan orang pertama secara tunggal dan langsung, buatlah pesan secara lengkap/harmonis/kongkret, gunakan verbal dan non verbal secara harmonis, mintalah balikan, gambarkan perilaku tanpa penilaian.
3. Kebiasaan
Hidup Tertib
Pembiasaan dengan disiplin di sekolah akan mempunyai
pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang. Pada
mulanya memang disiplin dirasakan sebagai suatu aturan yang mengekang kebebasan
siswa. Akan tetapi bila aturan ini dirasakan sebagai sesuatu yang memang
seharusnya dipatuhi secara sadar untuk kebaikan sendiri dan kebaikan bersama.
Maka lama-kelamaan akan menjadi kebiasaan yang baik menuju kearah disiplin diri
sendiri (self discipline). Disiplin tidak lagi merupakan aturan yang datang
dari luar yang memberikan keterbatasan tertentu. Akan tetapi disipli telah
merupakan aturan yang datang dari dalam dirinya sendiri suatu hal yang wajar
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengalaman dasar dalam disiplin akan memberikan kerangka
dalam keteraturan hidup selanjutnya. Disiplin diri sendiri hanya akan tumbuh
dalam suatu suasana dimana antara guru dan para siswa terjalin sikap
persahabatan yang berakar pada dasar saling hormat menghormati dan saling
percaya mempercayai.
Hal ini akan tumbuh subur bila:
a. Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua siswa. Menghargai mereka dan menerima mereka dengan berbagai keterbatasan.
b. Guru bersikap adil sehingga mereka merasa diperlakukan sama tanpa tumbuh rasa dianak tirikan atau disisihkan.
c. Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi sesuai dengan tata tertib bila siswa melanggar disiplin yang telah disetujui bersama.
d. Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan-aturan yang diluar kemampuan siswa.
e. Guru tidak menghukum siswa di depan teman-temannya sehingga mengakibatkan mereka merasa kehilangan muka.
f. Dapat diciptakan suasana optimis sehingga setiap siswa merasakan berhasil dalam segi-segi tertentu dan tidak senantiasa berada dalam situasi kegagalan dan kekecewaan.
g. Suasana kehidupan di sekolah tidak mendorong siswa ke arah tingkah laku yang dikehendaki.
h. Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa-siswa yang bertingkah laku sesuai dengan tuntutan disiplin yang berlaku sebagai suri tauladan yang baik.
Hal ini akan tumbuh subur bila:
a. Guru bersikap hangat dalam membina sikap persahabatan dengan semua siswa. Menghargai mereka dan menerima mereka dengan berbagai keterbatasan.
b. Guru bersikap adil sehingga mereka merasa diperlakukan sama tanpa tumbuh rasa dianak tirikan atau disisihkan.
c. Guru bersikap objektif terhadap kesalahan siswa dengan melakukan sanksi sesuai dengan tata tertib bila siswa melanggar disiplin yang telah disetujui bersama.
d. Guru tidak menuntut para siswa untuk mengikuti aturan-aturan yang diluar kemampuan siswa.
e. Guru tidak menghukum siswa di depan teman-temannya sehingga mengakibatkan mereka merasa kehilangan muka.
f. Dapat diciptakan suasana optimis sehingga setiap siswa merasakan berhasil dalam segi-segi tertentu dan tidak senantiasa berada dalam situasi kegagalan dan kekecewaan.
g. Suasana kehidupan di sekolah tidak mendorong siswa ke arah tingkah laku yang dikehendaki.
h. Pada saat-saat tertentu disediakan penghargaan dan hadiah bagi siswa-siswa yang bertingkah laku sesuai dengan tuntutan disiplin yang berlaku sebagai suri tauladan yang baik.
Sikap guru yang demokratis merupakan kondisi bagi terbinanya
kebiasaan berlaku tertib. Sikap ini akan memberi kesempatan kepada siswa untuk
ikut terlibat dalam menegakkan disiplin sekolah, ikut bertanggung jawab, dan
ikut mempertahankan aturan yang telah dipikirkan dan ditetapkan bersama.
Tentu saja dalam hal ini dibutuhkan kerjasama yang baik
dengan orang tua dirumah agar kebiasaan disiplin yang baik disekolah ditunjang
oleh kebiasaan yang baik di rumah dan sebaliknya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Terpeliharanya
disiplin menunjuk kepada kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan sekolah dan
menunjuk kepada berjalannya sistem kontrol dalam kelas. Terpeliharanya disiplin
tersebut memerlukan keterlibatan serangkaian strategi. Pemilikan kesadaran
melaksanakan semua peraturan yang telah dibuat. Disamping itu, terpeliharanya
disiplin di kelas mengisyaratkan bahwa guru dapat menanggulangi masalah-masalah
yang terjadi di kelas, seraya menetralisir dengan cara menanggulangi
emosi-emosi peserta didik.
B.
Saran
Penanggulangan
pelanggaran disiplin kelas perlu dilaksanakan secara penuh kehati-hatian,
demokrasi dan edukatif. Cara-cara penanggulangan dilaksanakan secara bertahap
dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada dan siapa pelakunya, apakah
dilakukan oleh individu atau kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar