KETERAMPILAN
MENYIMAK
I. Konsep Menyimak
A. Pendahuluan
Dalam kegiatan sehari-hari, menyimak adalah salah satu kegiatan yang sangat
penting selain keterampilan yang lainnya. Kegiatan menyimak juga dapat menambah
ilmu atau wawasan yang belum dimiliki di antaranya melalui radio, tv, atau
langsung dari nara sumbernya. Jadi menyimak memegang peranan penting setelah
itu barulah keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. Dalam proses belajar
mengajar, menyimak sering diabaikan karena tanpa diajarkan pun keterampilan ini
dilakukan. Sebenarnya apabila kita memahami konsep menyimak, apapun yang
dilakukan tampaknya selalu ada proses menyimaknya. Kenyataan ini terjadi di
segala sektor kehidupan. Melalui proses menyimaklah seseorang mengenal konsep
segala informasi baik berupa ilmu pengetahuan maupun hal-hal lain yang belum
kita kenal.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata pelajaran, artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran atau bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan menyimak. Apakah penyebabnya?
Apakah karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses belajar-mengajar kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul dan yang salah, atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep yang akan disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus dikuasai oleh seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses pengajaran dapat berhasil dengan baik.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, kita ketahui bahwa kompetensi yang dimiliki guru Sekolah Menengah Pertama sudah ada karena guru SMP adalah mata pelajaran, artinya setiap guru hanya bertanggung jawab pada satu mata pelajaran atau bidang studi saja. Berangkat dari dasar pemikiran ini seharusnya guru pada jenjang ini dapat menghasilkan anak didik yang lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat. Tetapi apa yang kita lihat di lapangan sekarang? Kemampuan anak didik kita jauh dari harapan yang diharapkan, khususnya dalam kemampuan menyimak. Apakah penyebabnya?
Apakah karena kompetensi guru yang terbatas mengakibatkan pada proses belajar-mengajar kurang baik sebab guru tidak dapat menentukan mana yang betul dan yang salah, atau siswa kurang meminati pelajaran Bahasa Indonesia karena tanpa belajar pun siswa sudah mengetahuinya. Sebaiknya guru dalam melakukan proses belajar-mengajar harus mempunyai kompetensi dan menguasai metode, pendekatan, atau teknik sebab apabila guru tidak memiliki kemampuan tersebut di atas maka proses pembelajaran yang dilaksanakan akan gagal. Artinya konsep yang akan disampaikan atau yang harus dikuasai siswa tidak jelas. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis mencoba memaparkan teori menyimak yang harus dikuasai oleh seorang guru Bahasa Indonesia agar saat melakukan proses pengajaran dapat berhasil dengan baik.
B. Maksud
dan Tujuan
Maksud
dan tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan atau gambaran
dasar-dasar untuk memperoleh keterampilan menyimak yang bersifat reseptif agar
siswa guru yang diajak menyimak dengan mudah daopat memahami apa yang
dimaksudkan oleh pembicaranya. Oleh sebab itu dalam menyimak hal yang pertama
yang harus diperhatikan adalah konsentrasi, pengalaman, dan pengetahuan.
Latihan menyimak dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dalam memehami
ilmu yang lainnya karena dengan menyimaklah seseorang mendapatkan informasi
baik dari TV, radio, maupun langsung dari nara sumber. Keuntungan lain yang
dapat diperoleh dari keterampilan menyimak adalah lancar berbicara sebab
seseorang lancar berbicara apabila ia mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang
luas.
Dengan demikian, keterampilan menyimak akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya. Sebab dengan keterampilan menyimak akan mengembangkan kesanggupan kita untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.
Dengan demikian, keterampilan menyimak akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat pada umumnya dan siswa pada khususnya. Sebab dengan keterampilan menyimak akan mengembangkan kesanggupan kita untuk dapat mempengaruhi orang lain dalam mengembangkan kontrol sosial yang diinginkan.
C.
Pengertian Menyimak
Menyimak menurut Tarigan, adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Underwood mendefinisikan menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau
memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap dan memahami makna
dari apa yang didengar. Jadi dengan demikian menyimak adalah keterampilan dalam
mencari makna dari bunyi-bunyi dan pola-pola kalimat yang sampai ke telinga.
Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata. Selanjutnya Urbana mengatakan menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran seseorang.
Bauer mengemukakan menyimak adalah kemampuan seseorang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa harus menerjemahkan kata demi kata. Selanjutnya Urbana mengatakan menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran (Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf pendengaran seseorang.
D.
Tahap–Tahap Menyimak
Secara
garis besar terdapat sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak
berketentuan sampai kepada yang bersungguh-sungguh. Adapun tahap-tahapnya
adalah sebagai berikut.
1. Menyimak
secara sadar
Menyimak ini bersifat berkala, hanya terjadi saat siswa merasakan terlibat
langsung dalam pembicaraan.
2. Menyimak
berseling atau ada gangguan
Menyimak
ini terjadi saat siswa mendengarkan secara intensif tetapi bersifat sementara
atau dangkal.
3. Setengah
mendengarkan
Saat
mendengarkan, siswa menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hatinya,
mengutarakan apa yang terpendam dalam hatinya.
4. Menyimak
bersungguh-sungguh
Menyimak
secara asyik dan nyata selama pemahaman pasif yang sesungguhnya.
5. Menyimak
sekali-kali
Pada saat
menyimak, perhatian penyimak bergantian dengan keasyikan dengan gagasan yang
dikandung oleh kata-kata sang pembicara ke dalam hati dan pikiran penyimak.
6. Menyimak
sosiatif
Pada saat
menyimak, penyimak mengingat pengalaman pribadi sehingga sang penyimak benar-benar
tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara.
7. Menyimak
secara berkala
Saat
menyimak reaksi penyimak terhadap pembicara secara berkala dengan membuat
komentar atau membuat pertanyaan.
8. Menyimak
secara saksama
Menyimak
secara saksama dan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara.
9. Menyimak
secara aktif
Menyimak
untuk mendapatkan serta menemukan pikiran dan pendapat sang pembicara.( Djago
Tarigan, 1989, 4 )
E. Tujuan
Menyimak
Tujuan utama menyimak menurut Logan
adalah untuk menangkap, memahami atau menghayati pesan ide gagasan yang
tersirat pada bahan simakan. Tujuan yang bersifat umum tersebut dapat
dipecah-pecah menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek tertentu yang
ditekankan. Adapun tujuan menyimak menurut klasifikasinya adalah sebagai
berikut.
1. Mendapatkan fakta
Mendapatkan fakta dapat dilakukan melaui
penelitian, riset, eksperimen, dan membaca. Cara lain yang dapat dilakukan
adalah menyimak melalui radio, tv, dan percakapan.
2. Menganalisis fakta
Fakta atau informasi yang telah
terkumpul dianalisis. Kaitannya harus jelas pada unsur-unsur yang ada, sebab
akibat yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan penyimak harus
dikaitkan dengan pengetahuan dan pengalaman penyimak dalam bidang yang sesuai.
3. Mendapatkan inspirasi
Dapat dilakukan dalam pertemuan ilmiah
atau jamuan makan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ilham. Penyimak tidak
memerlukan fakta baru. Mereka yang datang diharapkan untuk dapat memberikan
masukan atau jalan keluar berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
4. Menghibur diri
Para penyimak yang datang untuk
menghadiri pertunjukkan sandiwara, musik untuk menghibur diri. Mereka itu
umumnya adalah orang yang sudah jenuh atau lelah sehingga perlu menyegarkan
fisik, mental agar kondisinya pulih kembali.
F.
Jenis-jenis Menyimak
Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1.
Menyimak ekstensif
2.
Menyimak intensif
ad 1. Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan
hal-hal yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah
tidak perlu langsung di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu
dituntut untuk memahami isi bahan simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara
sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja.
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis
mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk
terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya, lakon drama, cerita, puisi, baik
secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif penyimak ikut
mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan
suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya penyimak pada saat
belajar dengan teliti.
d. Menyimak social
Menyimak ini berlangsung dalam situasi
sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik
perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya, untuk
merespon yang pantas, mengikuti bagian-bagian yang menarik dan memperlihatkan
perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
Ad 2.
Menyimak intensif
Menyimak
untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami serta dirinci, diteliti
dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan, bimbingan dari
guru.
Adapun
yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
a. Menyimak
kritis
Menyimak
dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak
menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak
konsentratif
Menyimak
konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang disimaknya.
Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara
dapat diterima dengan baik.
c. Menyimak
kreatif
Menyimak
kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat
menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi
dan berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak
interogatif
Menyimak
interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan
selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan
setelah selesai menyimak.
e. Menyimak
eksploratori
Menyimak
eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan
menemukan;
1) hal-hal baru yang menarik,
2) informasi tambahan mengenai suatu topik,
3) isu, pergunjingan atau buah bibir yang
menarik.
G.
Faktor-faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
Menurut (
Tarigan, 1989: 34 ) ada empat faktor untuk menentukan keberhasilan menyimak
yaitu:
1. Faktor
Pembicara
Ada enam
tuntutan yang harus dipenuhi pembicara yaitu;
a. Penguasaan materi
a. Penguasaan materi
Pembicara harus menguasai materi yang
akan disampaikan. Pembicara dalam menyampaikan materi harus menguasai,
memahami, menghayati apa yang disampaikan pada penyimak.
b. Berbahasa baik dan benar
Pembicara dalam menyampaikan isi
pembicaraan harus menggunakan ucapan yang jelas, intonasi yang tepat, kalimat
yang sederhana dan istilah yang tepat. Selain itu isi pembicaraan harus sesuai
dengan tarap penyimaknya.
c. Percaya diri
Pembicara harus percaya diri, tampil
dengan mantap serta menyakinkan penyimak.
d. Berbicara sistematis
Pembicaraan yang disampaikan harus
sistematis dan bahan yang disampaikan mudah dipahami.
e. Gaya menarik
Pembicara harus tampil menarik dan
simpatik, tidak bertingkah laku berlebihan karena akan membuat penyimak beralih
dari isi pesan ke tingkah laku yang dianggap aneh.
f. Kontak dengan penyimak
Dalam berbicara, pembicara harus kontak
dengan penyimak dan menghargai, menghormati serta menguasai para penyimak.
2. Faktor Pembicaraan
a. Aktual
Pembicaraan yang disampaikan harus baru
atau hangat, karena ini akan menarik dan diminati oleh penyimaknya.
b.
Bermakna
Pembicaraan yang disampaikan harus
bermakna dan berguna bagi penyimaknya Dalam hal ini setiap materi yang
disampaikan tidaklah semua bermakna bagi penyimaknya, ini tergantung dari
kebutuhan penyimaknya.
c.
Sistematis
Dalam berbicara, pembicaraan yang
disampaikan harus sistematis agar mudah dipahami oleh penyimaknya.
d.
Seimbang
Taraf kesukaran pembicaraan harus
seimbang dengan taraf kemampuan
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
Penyimak yaitu mudah dipahami dan berguna bagi penyimaknya.
3. Situasi
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam situasi proses menyimak.
a. Ruangan
a. Ruangan
Dalam menyimak, ruangan perlu
diperhatikan yaitu ruangan yang memenuhi persyaratan. Misalnya penerangan,
tempat duduk, tempat pembicara, luas ruangan dan alat-alatnya.
b. Waktu
Waktu sangat penting dalam menyimak
karena ini akan mempengaruhi si penyimak. Pilihlah waktu yang tepat misalnya;
pada pagi hari saat menyimak masih segar dan rilek.
c. Tenang
Suasana dan lingkungan yang tenang serta
nyaman sangat mempengaruhi proses menyimak. Apabila suasana kurang tenang, maka
proses penyimakan pun kurang berhasil dengan baik.
d. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam menyimak
harus mudah dioperasikan karena kalau tidak dapat digunakan dan tidak baik akan
mengganggu penyimak.
4. Penyimak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
menyangkut diri si penyimak.
a. Kondisi
Dalam menyimak, kondisi dan mental
penyimak harus baik karena ini sangat menunjang dalam menyimak.
b. Konsentrasi
Penyimak harus memusatkan perhatian
terhadap bahan simakan. Hindari hal-hal yang mengganggu konsentrasi penyimak.
c. Bertujuan
Dalam menyimak, penyimak harus mempunyai
tujuan agar dalam merumuskan tujuan secara tegas mempunyai arah dan keinginan
dalam menyimak.
d. Berminat
Penyimak dalam menyimak harus berminat
atau berusaha meminati. Bahan yang disimak dikembangkan melalui bimbingan dan
latihan yang intensif.
H.
Ciri-ciri Penyimak yang Baik
Setiap
manusia yang lahir dalam keadaan yang normal tentu sudah mempunyai potensi yang
baik untuk menyimak. Potensi ini perlu dipupuk dan dikembangkan melalui
bimbingan dan latihan yang intensif. Tetapi kebiasaan menyimak yang baik
hendaknya dipahami oleh seorang penyimak, sehingga dapat menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan tidak baik yang mereka lakukan dalam proses menyimak.
Menurut Anderson berikut ini ciri-ciri penyimak yang baik.
a. Siap
fisik dan mental
Penyimak
yang baik ialah penyimak yang betul-betul mempersiapkan diri untuk menyimak. Ia
memiliki kesiapan fisik dan mental misalnya, dalam kondisi yang sehat, tidak
lelah, mental stabil, dan pikiran jernih.
b. Konsentrasi
Penyimak
yang baik dapat memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap apa yang disimak.
Bahkan ia dapat menghubungkan bahan yang disimak dengan apa yang sudah
diketahui.
c. Bermotivasi
Penyimak
yang baik mempunyai motivasi atau mempunyai tujuan tertentu. Misalnya; ingin
menambah pengetahuan, ingin mempelajari sesuatu. Ada tujuan atau motivasi ini
tentunya untuk memotivasi penyimak untuk sungguh-sungguh menyimak.
d. Objektif
Penyimak
yang baik adalah penyimak yang selalu tahu tentang apa yang sedang dibicarakan
dan sebaiknya penyimak selalu menghargai pembicara, walaupun pembicara kurang
menarik penampilannya atau sudah dikenal oleh penyimak.
e. Menyimak
secara utuh (menyeluruh)
Penyimak
yang baik akan menyimak secara utuh atau keseluruhan. Si penyimak tidak hanya
menyimak yang disukai tetapi menyimak secara keseluruhan.
f. Selektif
Penyimak
yang baik dapat memilih bagian-bagian yang dianggap penting dari bahan simakan.
Tidak semua bahan simakan diterima begitu saja, tetapi ia dapat menentukan
bagian yang dianggap penting.
g. Tidak
mudah terganggu
Penyimak
yang baik tidak mudah terganggu oleh suara-suara yang lain di luar bunyi yang
disimaknya. Andaikata ada gangguan yang membedakan perhatiannya, dengan cepat
ia kembali kepada bahan yang disimaknya.
h. Menghargai
pembicara
Penyimak
yang baik adalah penyimak yang menghargai pembicara. Penyimak tidak boleh
menganggap remeh terhadap pembicara.
i. Cepat
menyesuaiakan diri dan kenal arah pembicaraan
Penyimak
yang baik dapat dengan cepat menduga ke arah mana pembicaraan bahkan mungkin ia
dapat menduga garis besar isi pembicaraan.
j. Tidak
emosi
Penyimak
yang baik dapat menyimak dengan baik terhadap pokok pembicaraan serta dapat
mengendalikan emosinya dan tidak mencela pembicara.
k. Kontak
dengan pembicara
Penyimak
yang baik mencoba mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan
memperhatikan pembicara, memberikan dukungan kepada pembicara melalui mimik,
gerak atau ucapan tertentu.
l. Merangkum
Penyimak
yang baik dapat menangkap isi pembicaraan atau bahan simakan. Misalnya dengan
membuat rangkuman dan menyajikan atau menyampaikannya sesudah selesai menyimak.
Namun perlu diingat, selama menyimak jangan hanya asyik membuat
catatan-catatan. Apabila mencatat semua yang diucapkan atau semua yang
disampaikan pembicara, sehingga pesan pembicara tidak lagi dapat dipahami.
m. Menilai
Penyimak
yang baik ialah proses penilaian terhadap materi yang disampaikan. Pada saat
ini penyimak mulai menimbang, memeriksa, membandingkan apakah pokok-pokok
pikiran yang dikemukakan si pembicara dikaitkan atau dihubungkan dengan
pengalaman atau pengetahuan si penyimak, sehingga ia dapat menilai kekuatan
bahan simakan tersebut.
n. Mendengarkan
tanggapan
Bagian
terakhir dari proses menyimak ialah mengevaluasi bahan simakan. Penyimak
mengemukakan tanggapan atau reaksi misalnya, dengan mengemukakan komentar.
Reaksi akan terlihat dalam bentuk bahasa dan terpancar dari ucapan-ucapan yang
pendek seperti; wah, menarik sekali, bagus, setuju, sependapat dan sebagainya.
I. Cara
Meningkatkan Prilaku Menyimak
Menurut Mc. Cabe dan Bender dalam
Tarigan, ada beberapa langkah untuk meningkatkan keterampilan menyimak.
a. Menerima
keanehan sang pembicara
Penyimak rela
atau mau menerima keanehan atau keganjilan yang terdapat pada penampilan
pembicara.
b. Memperbaiki
sikap
Penyimak
tidak berpura-pura menyimak pikirannya telah melayang ke mana-mana.
c. Memperbaiki
lingkungan
Pilihlah
tempat yang memungkinkan untuk menyimak lebih baik, jangan memilih tempat duduk
dekat pintu tempat para partisipan keluar masuk.
d. Meningkatkan
pembuatan catatan
Dalam
menyimak sebaiknya apa yang disimak harus dicatat inti-intinya saja. Catatan
yang baik dan bermutu tidak tergantung pada panjangnya catatan, tetapi pada
ketepatan memilih butir-butir gagasan yang penting dalam kalimat.
e. Menyaring
tujuan menyimak yang spesifik
Menetapkan
tujuan khusus dalam menyimak akan membantu kita memusatkan perhatian pada
kegiatan menyimak. Andaikata kita menyimak mempunyai tujuan menangkap garis
besar argumen utama sang pembicara, maka sebaiknya kita memusatkan perhatian ke
arah yang dituju.
f. Memanfaatkan
waktu secara bijaksana
Kecepatan
dalam menyimak jauh lebih cepat daripada kecepatan berbicara. Oleh karena itu
perlu direncanakan penggunaan waktu secara diferensial. Arahakanlah penyimakan
kepada sang pembicara dan ramalkanlah ide-idenya yang baru. Gunakanlah waktu
semaksimal mungkin untuk menyimak pembicaraan yang sedang berlangsung.
g. Menyimak
secara rasional
Dalam
menyimak harus disadari kadangkala kita mereaksi emosional, ini dapat
mempengaruhi kegiatan menyimak. Oleh sebab itu kita harus menahan emosi dengan
cara memusatkan perhatian pada pembicaraan yang sedang berlangsung.
h. Berlatih
menyimak bahan-bahan yang sulit
Dalam
menyimak biasakanlah berlatih menyimak bahan atau materi sulit yang diutarakan
pembicara. Perluaslah wawasan dengan menerima tantangan karena dengan tantangan
maka pengetahuan akan bertambah.
Daftar Pustaka
Ariani Farida. 2006. Keterampilan
Menyimak. Depdiknas Ditjen PMPTK PPPG
Bahasa.
Bahasa.
Arsyad Maidar.1994.Bahasa dan Proses
Pengejaran Menyimak. Departemen
P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
P dan K Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Kamidjan dan Suyono. 2000. Menyimak.
Depdiknas. Ditjen Dikdasmen
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
Keraf. Gorys. 1973. Komposisi. Nusa
Indah, Percetakan Arnoldus Ende
Flores.
Flores.
Kurikulum 2004 bagi Sekolah Dasar. Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia.
Depdiknas.
Depdiknas.
Safari.1997. Pengujian dalam Bahasa
Indonesia. Jakarta: Jembatan.
Tarigan, Djago dan Henry. 1987. Teknik
Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry. 1981. Menyimak sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Djago. 1984. Menyimak sebagai
Suatu Aspek Keterampilan
Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Berbahasa.Departemen P dan K. Ditjen Dikdasmen. PPPG Bahasa.
Underwood.1990. Teaching Listening.
London: Longman.
Ur. Penny. 1984. Teaching Listening
Comprehension. Cambridge: University
Press.
Press.
1 komentar:
info yang sangat membantu nii,, makasih atas artikelnya..
http://planetxperia.blogspot.com/2013/07/harga-nokia-lumia-terbaru-2013.html
Posting Komentar