BAB III
PEMBAHASAN
1.Hakikat Membaca
Membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata/bahasa tulis (Hodgson dalam Tarigan 1986:7). Membaca pada hakikatnya
adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar
melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir,
psikolinguistik, dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Nanang 2009).
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk di Secara
linguistik, membaca merupakan proses pembacaan sandi (decoding process).
Artinya dalam kegiatan membaca ada upaya untuk menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning). Dengan kata
lain Anderson dalam Tarigan (1986:7) mengatakan bahwa kegiatan membaca
merupakan kegiatan mengubah tulisan/ cetakan menjadi bunyi-bunyi yang
bermakna.
Dalam
kegiatan membaca ternyata tidak cukup hanya dengan memahami apa yang tertuang
dalam tulisan saja, sehingga membaca dapat juga dianggap sebagai suatu proses
memahami sesuatu yang tersirat dalam yang tersurat (tulisan). Artinya memahami
pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Hubungan antara makna
yang ingin disampaikan penulis dan interpretasi pembaca sangat menentukan
ketepatan pembaca. Makna akan berubah berdasarkan pengalaman yang dipakai untuk
menginterpretasikan kata-kata atau kalimat yang dibaca (Anderson dalam Tarigan
1986:8).
Jadi,
dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan
kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan melihat dan
memahami tulisan. Kegiatan melihat dan memahami merupakan suatu proses yang
simultan untuk mengetahui pesan atau informasi yang tertulis. Membutuhkan suatu
proses yang menuntut pemahaman terhadap makna kata-kata atau kalimat yang
merupakan suatu kesatuan dalam pandangan sekilas.
dalam retorika
seperti keterampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Tarigan
1984: 4).
1. Tujuan Membaca
Tujuan utama membaca
adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi
ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan.
Secara lebih khusus membaca sebagai suatu ketrampilan bertujuan untuk mengenali
aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca
dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk
dengan makna atau meaning. Dengan demikian, kegiatan membaca tidak hanya
berhenti pada pengenalan bentuk, melainkan harus sampai pada tahap pengenalan
makna dari bentuk-bentuk yang dibaca.
Makna atau arti bacaan berhubungan erat dengan
maksud, tujuan atau keintensifan dalam membaca (Tarigan 1986:9).
Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan
serta cara dalam membaca di bawah ini, Anderson dalam Tarigan (1986:9-10)
mengemukakan beberapa tujuan membaca antara lain:
1. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian
atau fakta-fakta (reading for details or facts). Membaca tersebut
bertujuan untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan telah dilakukan
oleh sang tokoh, untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
2. Membaca
untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca untuk
mengetahui topik atau masalah dalam bacaan. Untuk menemukan ide pokok bacaan
dengan membaca halamn demi halaman.
3. Membaca
untuk mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequenceor organization). Membaca tersebut bertujuan untuk mengetahui
bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.
4. Membaca
untuk menyimpulkan atau membaca inferensi (reading for inference).
Pembaca diharapkan dapat merasakan sesuatu yang dirasakan penulis.
5. Membaca
untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan (reading for classify).
Membaca jenis ini bertujuan untuk menemukan hal-hal yang tidak wajar mengenai
sesuatu hal (Anderson dalam Tarigan 1979:10).
6. Membaca
untuk menilai atau mengevaluasai (reading to evaluate). Jenis membaca
tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran
tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan
mengujinya kembali.
7. Membaca
untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or
contrast). Tujuan membaca tersebut adalah untuk menemukan bagaimana cara,
perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.
Pendapat lain
menyebutkan tujuan membaca mencakup (1) kesenangan, (2) menyempurnakan membaca
nyaring, (3) menggunakan strategi tertentu, (4) memperbaharui pengetahuan
tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahui, (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7)
mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (8) menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara
lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan (9) menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang spesifik (Blanton, dkk dalam Nanang: 2009).
2.Manfaat Membaca
Banyak manfaat yang
diperoleh dari membaca. Dengan membaca siswa dapat memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan, menambah informasi bagi diri sendiri, meningkatkan pengetahuan
serta menambah ide. Jadi jelas pengaruh bacaan sangat besar terhadap
peningkatan cara berfikir seorang siswa. Menurut Gray & Rogers (dalam Zaif:
2011 ) menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara lain:
1.
Meningkatkan pengembangan diri siswa
Dengan membaca siswa
dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, sehingga daya nalarnya berkembang dan
berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.
2.
Memenuhi tuntutan intelektual
Dengan membaca buku
maupun sumber-sumber bacaan lain seperti surat kabar maupun berita dan
artikel-artikel di internet, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata
meningkat, pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3.
Memenuhi kepentingan hidup
Dengan membaca siswa
akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan mereka
sehari-hari.
4.
Meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang
Mengetahui hal-hal yang aktual, dengan membaca siswa dapat mengetahui
peristiwa peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar maupun di seluruh dunia
yang mungkin berhubungan materi pelajaran, sehingga siswa dapat menerapkan
dengan kehidupan nyata.
4.Pentingnya Kegiatan Membaca
Membaca
pada era globalisasi sekarang ini merupakan suatu keharusan yang mendasar untuk
membentuk perilaku seorang siswa. Dengan membaca seseorang dapat menambah
informasi dan memperluas ilmu pengetahuan serta kebudayaan. Kegiatan membaca
erat hubungannya dengan minat membaca itu sendiri, tanpa adanya minat siswa
tidak akan tertarik untuk membaca. Minat merupakan faktor yang sangat penting
yang ada dalam diri setiap manusia. Meskipun motivasinya sangat kuat, tetapi
jika minat tidak ada tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang dimotivasikan
pada kita. Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca menduduki tingkat
teratas, karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan kegiatan membaca
(Tarigan: 1986).
Minat menurut Poerbakawatja (dalam Zaif: 2011)
adalah ”kesedian jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.”
Minat dibedakan menjadi dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat
spontan adalah minat yang tumbuh secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa
dipengaruhi oleh pihak luar. Minat terpola adalah minat yang timbul sebagai
akibat adanya pengaruh dan kegiatan yang berencana atau terpola terutama
kegiatan belajar mengajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat
dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga
dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri. Minat
membaca juga diartikan sebagai sikap positif dan adanya rasa keterikatan dalam
diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Minat
membaca meliputi perasaan senang terhadap buku bacaan, kesadaran akan manfaat membaca,
jumlah buku bacaan yang pernah dibaca, dan perhatian terhadap buku bacaan
(Tampubolon dalam Zaif: 2011).
Kebiasaan membaca merupakan salah satu bentuk minat
terpola, dimana kebiasaan itu hadir akibat adanya pengaruh yang diberikan
secara signifikan kepada seseorang. Kebiasaan membaca timbul karena adanya
motivasi yang diberikan guru kepada siswa untuk menyadari manfaat yang dapat
dirasakan dari membaca untuk kehidupannya. Sehingga tidak diragukan lagi, bahwa
kegiatan membaca merupakan sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju.
Begitu pula dengan para pelajar, membaca merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan
tidak hanya pengetahuan tetapi juga hasil belajar. Sebagai seseorang yang
berperan dalam pembinaan kegiatan membaca di kalangan siswa maka tugas guru
adalah memberikan motivasi untuk mendorong kesadaran siswa agar mau melakukan
kegiatan membaca. Mislanya, guru harus menanamkan pemikiran positif tentang
membaca. Jadikan membaca sebagai kebutuhan untuk semua kalangan khususnya
pelajar yang berguna untuk kehidupannya. Dengan adanya kesadaran akan kebutuhan tersebut, maka akan tumbuh minat
siswa untuk memenuhi kebutuhan itu.
5.
Pembinaan Kegiatan Membaca Melalui Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya untuk menumbuhkan kebiasaan membaca di
kalangan siswa harus diiringi dengan minat membaca yang besar pula. Tidak bisa
dipungkiri bahwa kegiatan membaca erat hubungannya dengan pembelajaran bahasa
Indonesia. Untuk itu peran guru dalam hal ini khususnya guru bahasa Indonesia
harus mampu memotivasi siswa sehingga tumbuh kesadaran akan pentingnya membaca.
Untuk menjaga agar motivasi dan dorongan untuk membaca selalu besar, maka
pengajaran yang dilakukan guru harusnya berjalan dalam dua arus yang sejajar,
yaitu:
1) guru membantu para siswa dalam membaca bahn-bahan yang menarik serta
bermanfaat secepat mungkin.
2) guru secara sistematis mengajarkan hubungan-hubungan bunyi dan lambang
yang diperlukan oleh siswa untuk memahami serta mendorong mereka untuk membaca
sendiri (Finocchiaro and Bonomo, dalam Tarigan: 1990).
Melalui pembelajaran bahasa
Indonesia membaca dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan cara yang menarik.
Pemilihan teknik membaca yang tepat dapat membuat membaca lebih efisien,
efektif, serta menarik. Contoh kegiatan membaca yang menyenangkan dapat
dilakukan saat pengajaran sastra di sekolah. Guru bahasa Indonesia bisa
menyajikan bahan bacaan sastra yang dekat dengan lingkungan kehidupan
sehari-hari siswa sehingga mampu menarik minat sekaligus meningkatkan
kreativitas siswa. Semakin terbiasa siswa disuguhi bahan bacaan yang menarik,
maka kegiatan membaca akan dengan sendirinya menjadi sebuah kebiasaan. Bahan
bacaan yang disuguhkan pun diusahakn mengangkat peristiwa yang aktual dan
disesuaikan dengan usia peserta didik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
guru dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah. Untuk menunjang keberhasilan
pengajaran bahasa Indonesia, perpustakaan sekolah merupakan salah satu syarat
yang perlu diperhatikan dan tidak dapat ditawar-tawar pengadaannya (Badudu:
1988). Untuk memancing kebiasaan membaca maka guru dapat menugasi
murid-muridnya secara teratur dan tetap membaca buku dalam jumlah tertentu
setiap minggu atau tiap bulan. Tentu pengawasan guru diperlukan pada proses ini
dengan cara selalu memriksa kembali apakah buku yang dipinjam itu dibaca oleh
siswa atau tidak. Guru juga bisa mengingatkan siswa untuk mengaplikasikan
teknik-teknik membaca yang efesien saat siswa membaca diperpustakaan, sehingga
dengan waktu yang tidak terlalu banyak siswa tetap bisa menangkap atau memahami
apa yag dibacanya.
Setiap guru bahasa harus dapat membantu serta membimbing
para siswa untuk mengembangkan serta meningkatkan keterampilan-keterampilan
yang mereka butuhkan saat mereka membaca, sehingga siswa tidak mengalami
kesulitan dalam memahami apa yang dibacanya.
Menurut Tarigan (1986: 14) usaha yang dapat dilaksanakan adalah:
1.
guru dapat menolong para siswa memperkaya kosa kata mereka
dengan jalan:
a) memperkenalkan sinonim dan antonim kata-kata.
b) memperkenalkan imbuhan, yang
mencakup awalan, sisipan, dan akhiran.
2.
guru dapat membantu para siswa untuk memahami makna,
struktur kata, dan sebagainya dengan latihan seperlunya.
3.
guru dapat menjamin serta memastikan pemahaman siswa
dengan cara mislanya menanyakan apa ide pokok sebuah paragraf, atau menyuruh
pelajar membuat rangkuman dari sebuah bacaan.
4.
mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman (comprehension
skills) kepada para siswa.
5.
membantu para siswa untuk meningkatkan kecepatan dalam
membaca.
6.Upaya Untuk Meningkatkan Kegiatan Membaca
• Menyediakan Perpustakaan yang Dikelola dengan Baik
Berbicara hal
yang terkait dengan budaya baca tidak
lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan
sekolah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik
dalam memberikan kebutuhan referensi siswa di sekolah. Pustakawan juga harus
cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang di inginkan dan disukai oleh
pelajar untuk mendukung kegiatan belajarnya.
• Menggalakkan
Gerakan Gemar Membaca di Lingkungan Sekolah
Cara untuk melakukan
promosi ini bisa bekerjasama dengan pihak kepala sekolah bersama jajaranya.
Akan lebih baik lagi jika Kepala Sekolah, Guru, dan staff sekolah menjadi orang
pertama yang mengawali gerakan gemar membaca di sekolahnya. Bisa juga membuat baliho
atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca misalnya
“Ingin jadi Juara dan Berprestasi ? Rajinlah Membaca” dan sejenisnya. Jangan
terlalu sering menyalahkan para siswa malas membaca jika para guru di sekolah
sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca.
• Memberikan
Penghargaan Bagi Siswa yang Rajin Membaca
Berikanlah hadiah
untuk siswa yang rajin membaca. Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara
pihak perpustakaan dan kepala sekolah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa
diberikan misalnya untuk siswa paling sering meminjam buku di perpustakaan.
Namun perlu dicatat bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya
pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja tapi harus dilihat
prestasinya.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Membaca
merupakan kegiatan mengeja atau melafalkan tulisan didahului oleh kegiatan
melihat bahan bacaan serta membutuhkan suatu proses yang menuntut pemahaman
terhadap makna kata-kata atau kalimat yang merupakan suatu kesatuan dalam
pandangan sekilas. Kegiatan membaca pada masa sekarang ini seharusnya dijadikan
satu budaya yang harus dibina dan dikembangkan di kalangan masyarakat khusunya
para pelajar, karena dengan membaca semua orang dapat menambah ilmu pengetahuan
dan membuka wawasan terhadap dunia luar.
Kegiatan
membaca dapat dibina dan ditingkatkan bila siswa memiliki minat yang besar
terhadap kegiatan membaca itu sendiri. Tanpa minat semua kegiatan apapun itu
tidak akan berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan minat membaca tersebut, maka
orang-orang terdekat siswa seperti orang tua dan guru memiliki peran yang
sangat penting. Kegiatan membaca yang sudah menjadi kebiasaan juga merupakan
implikasi dari pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran bahasa
Indonesia, karena dari pembelajaran bahasa Indonesia siswa bisa diajarkan
teknik yang tepat dalam membaca sebuah bahan bacaan agar semua konsep-konsep
yang disajikan dalam bacaan dapat dipahami siswa dengan cara yang efektif,
efesien, dan menarik.
Guru
bahasa Indonesia harus mampu memahami serta memanfaatkan kondisi yang ada agar
kebiasaan membaca dapat ditanamkan pada masing-masing siswa. Guru harus bisa
memberikan motivasi kepada siswa akan pentingnya membaca untuk kehidupannya.
Tidak hanya sekedar memberikan motivasi saja, guru juga harus bisa menjadi
teladan atau contoh bagi siswanya dalam membina kegiatan membaca. Selain itu,
guru bahasa setidaknya bersedia membantu siswa pada saat siswa tersebut
mengalami kendala-kendala saat membaca. Untuk menambah semangat siswa dalam
membaca banyak upaya lain yang dapat diterapkan, misalnya mengelola
perpustakaan dengan baik atau memeberi hadiah bagi siswa yang rajin membaca.
Tentu hal ini harus mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah agar pembinaan
kegiatan membaca dapat berjalan dengan baik.
B.SARAN
Membaca merupakan salah satu kegiatan yang sangat baik bagi
pelajar apalagi bila menjadi sebuah kebiasaan, oleh karena itu perlu adanya
dukungan yang penuh dari dari semua pihak untuk merealisasikan hal ini.
Pihak-pihak yang dekat dengan siswa bisa memberikan teladan-teladan edukatif
yang dapat menumbuhkembangkan kegiatan membaca agar menjadi satu budaya di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Ari. 2011. Cara Meningkatkan Minat Baca Siswa di
Sekolah. [tersedia online]. http:// blogdetik.com
Badudu, J.S. 1988. Cakrawala Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Gramedia
Nanang, Ismail. 2009. Hakikat Membaca.
[tersedia online]. http://dc227.4shared.com/img/971uUrMv/preview.html
Sugono, Dendy. 2003. Bahasa Indonesia Menuju
Masyarakat Madani. Jakarta: Progres dan Pusat Bahasa
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Ekspresif.
Bandung: Angkasa
-----------. 1986. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
-----------. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa.
Jakarta: Erlangga
0 komentar:
Posting Komentar